"Maaf, Mas. Itu sudah jadi masa lalu. Bagi saya, juga bagi Salsa. Silakan pergi dari sini," usirku.
"Tapi, Intan..."
"Sebentar lagi Mas Amar dan Salsa pulang. Saya mau masak buat mereka. Permisi."
Aku tinggalkan Mas Rahmat dan melanjutkan aktivitasku di dapur.
***
"Ibu, tadi aku lihat Papah Mas Afzal di jalan. Apa dia ke sini?" Salsa bertanya padaku saat makan bersama.
Aku terhenyak atas pertanyaan dari Salsa itu. Aku menatap Mas Amar sekilas. Sepertinya dia minta penjelasan juga padaku.
Kugelengkan kepala. Aku tak mau kalau Salsa merasa sakit hati lagi. Aku akan jadi tameng pertama yang menghalangi kalau Afzal dan keluarganya ke sini.
___
Branjang, 8 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H