Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Puluh Tahun Kemudian

9 September 2024   00:19 Diperbarui: 9 September 2024   15:20 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf, Mas. Itu sudah jadi masa lalu. Bagi saya, juga bagi Salsa. Silakan pergi dari sini," usirku.

"Tapi, Intan..."

"Sebentar lagi Mas Amar dan Salsa pulang. Saya mau masak buat mereka. Permisi."

Aku tinggalkan Mas Rahmat dan melanjutkan aktivitasku di dapur.

***

"Ibu, tadi aku lihat Papah Mas Afzal di jalan. Apa dia ke sini?" Salsa bertanya padaku saat makan bersama.

Aku terhenyak atas pertanyaan dari Salsa itu. Aku menatap Mas Amar sekilas. Sepertinya dia minta penjelasan juga padaku.

Kugelengkan kepala. Aku tak mau kalau Salsa merasa sakit hati lagi. Aku akan jadi tameng pertama yang menghalangi kalau Afzal dan keluarganya ke sini.

___

Branjang, 8 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun