Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Istana Kue dan para Penghuninya

30 Agustus 2024   00:09 Diperbarui: 30 Agustus 2024   00:18 2010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayo kita membuat istana kue!" 

Dila mengajak Haura membuat istana kue. Bukan tanpa alasan. Mereka sedang membawa plastisin. Plastisin itu dibentuk menjadi aneka kue yang cantik. Warna-warni.

Kebetulan plastisin yang dibawa cukup banyak. Jadi, kue-kue yang dibuat pun banyak, meski dengan ukuran kecil-kecil.

Dila dan Haura terlihat senang bermain kue berbahan plastisin itu. Kue-kue itu disusun menjadi sebuah istana.

Mereka berdua tak lelah bermain dan mengobrol. Dalam pikiran mereka, mereka berpetualang di Istana kue yang besar dan megah. Hingga mereka kelelahan. Rasa kantuk pun tak dapat mereka tahan.

Dengan semilir angin di bawah pohon tua, mereka tertidur pulas. Namun mereka harus terjaga karena ada seekor kelinci lucu yang mendekat. Kelinci itu menyentuh tangan Dila dan Haura.

"Halo, anak-anak cantik. Bangunlah!"

Dila dan Haura mau tak mau membuka mata. Tampaklah kelinci putih yang lucu. Di belakangnya ada sebuah pemandangan yang membuat mereka berdua takjub. Sebuah istana yang tak asing terlihat jelas.

"Dila, itu kan istana yang kita buat. Kenapa menjadi besar begitu ya?" 

Haura merasa heran dan takjub dengan istana kue yang sangat besar, cantik. Persis yang mereka buat tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun