Saat ini usiaku sudah cukup matang untuk berkeluarga. Sahabat-sahabatku sudah menikah. Ada yang memiliki dua atau tiga anak. Termasuk Riana. Sementara aku, ke mana-mana masih sendirian.
"Tapi menikah itu bukan hal yang asal lho. Jangan pertaruhkan hidupmu kalau kamu nggak yakin akan perjodohan itu."
Riana tak tahu, betapa ayah ibu merasa malu, anak perempuannya belum menikah hingga usia hampir tiga puluh tahun.
"Kamu belum mengenal calon kamu kan? Bagaimana kalau..."
"Sudahlah, Riana. Kukira sudah waktunya aku menikah. Sekalipun aku belum mengenalnya."
***
Bakda Isya.
"Daya, kamu sudah yakin dengan Nak Dito kan?" tanya Ibu di kamar. Sementara di ruang tamu, Dito, lelaki yang melamarku beserta keluarganya terdengar masih berbincang.
"Ini untuk kebaikanmu ya, Ndhuk."
Tak ada jawaban yang keluar dari mulutku.Â
"Sekarang, rapikan jilbabmu. Kamu temui Nak Dito dan keluarganya."