Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Rumah

28 Desember 2023   08:10 Diperbarui: 2 Januari 2024   20:15 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu mengalihkan pembicaraan yang baru saja mau kumulai.

"Kamu harus sekolah tinggi, Aksa. Jangan seperti ibu. Cuma di rumah. Apalagi kamu laki-laki, harus lebih mandiri."

Ibu kembali menasehatiku. Entah untuk ke berapa kalinya.

"Jadilah lelaki yang membanggakan ayahmu."

Aku mengalihkan pandanganku. Aku tak mau kalau ibu melihat raut muka benciku kepada ayah.

"Aku lebih senang jadi kebanggaanmu, Bu."

Kembali senyum ibu mengembang. Kurasa senyum indah ibu tak pantas mendapatkan mimik masam ayah setiap kali pulang dalam waktu sebentar.

"Kalau begitu, jadilah orang yang membanggakan bagi ayah. Itu akan membanggakan untuk ibu, Aksa."

Aku belum tahu apa maksud ucapan ibu. Hingga akhirnya saat aku lulus SMA dan sibuk untuk registrasi di perguruan tinggi impianku, wanita kuat itu tiba-tiba ditemukan budheku dalam kondisi lemah. 

Ibu langsung dilarikan ke rumah sakit. Kulihat ayah duduk di samping ranjang tempat ibu dirawat. Tangannya memegang kuat tangan ibu. Sesekali mengelus pipi dan membelai kepala ibu.

Pemandangan yang sangat kontras dari hari-hari biasa. Ayah nyaris tak pernah meninggalkan ibu. Namun bagiku itu semua hanya salah satu pencitraan ayah sebagai orang tenar di dunia politik. Kukira untuk mengambil hati orang-orang di sekitar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun