Ingin kuusir dia. Tak ada yang boleh menyentuh ibu selain aku dan saudara-saudara dari pihak ibu. Ya, saudara dari pihak ayah turut kubenci akibat kebencianku pada ayah.
Keinginanku dipatahkan oleh saudara-saudara. Mereka bilang kalau aku tak boleh berbuat buruk kepada ayah.
"Kalau ayah tak menyayangi ibu dengan tulus, kenapa aku harus berbuat baik?"Â
***
"Aksa, sudah waktunya kita bicara."
Ayah mengajakku berbicara setelah berbagai cara dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu. Ibu pergi tanpa pamit padaku.
"Apa yang mau dibicarakan? Nggak ada gunanya!" ucapku ketus.
Mendengar ucapanku itu ayah terdiam beberapa saat.
"Ayah tahu, kamu begitu benci pada Ayah. Semua diceritakan bundamu."
Mendengar ayah mengucapkan itu, aku terkejut. Baru sekali ini kudengar ayah mengucapkan sapaan bunda untuk ibu. Atau mungkin saja aku tak pernah mendengarnya.
Aneh lagi saat ayah bercerita kalau ibu menceritakan betapa bencinya aku pada ayah. Padahal tak pernah ada pembicaraan antara mereka yang kulihat. Atau mungkin saja komunikasi lewat telepon atau pesan.