"Ibu memanggil kami. Aku ke sana dulu ya, Hitam!" Ucap Muti kepada Semut Hitam, teman sekolahnya.
"Oke, Muti. Aku juga harus segera pulang. Keburu bawaanku habis kumakan karena lapar. Bisa dimarahi ayahku nanti. Hehehe," jawab Semut Hitam sambil tertawa.
"Hati-hati di jalan ya, Hitam!" Muti melambaikan tangan kepada Semut Hitam yang mulai meninggalkannya dan Mutmut.
"Iya. Kapan-kapan kamu dan kakakmu ke rumahku ya! Kita main-main di taman dekat rumahku," ajak Semut Hitam.
***
Muti dan Mutmut segera mendekati ibu yang sudah mendapatkan makanan. Sementara ayah sedang tidur. Biasanya kalau sudah mencari makan, ayah memang beristirahat. Baru nanti pulang kalau lelahnya berkurang.
"Ibuuuu... kita bawa apa hari ini?"
Ibu tak menjawab. Ibu hanya menunjukkan beberapa buah jambu air, pisang yang lama ditungguinya agar tidak diambil semut lain. Buah-buahan itu diletakkan di bawah ranting pohon jambu air tempat mereka beristirahat.
"Kalian istirahat dulu sebentar. Sambil makan dari buah ini. Nanti sisanya kita bawa pulang untuk persediaan makan di rumah dan kita berikan kepada keluarga lainnya," ujar ibu.
Muti dan Mutmut memandangi buah-buah itu. Lalu melompat dari ranting jambu air dan mendekati buah kesukaan mereka.Â
"Hati-hati, Muti-Mutmut!" Nasehat ibu setengah berteriak. Ibu sering menasehati kedua anaknya itu. Tetapi tetap saja Muti dan Mutmut mengulangi perbuatan mereka.