Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel | Muti dan Mutmut

17 Mei 2023   13:36 Diperbarui: 17 Mei 2023   13:39 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: mbludus.com

"Ibu memanggil kami. Aku ke sana dulu ya, Hitam!" Ucap Muti kepada Semut Hitam, teman sekolahnya.

"Oke, Muti. Aku juga harus segera pulang. Keburu bawaanku habis kumakan karena lapar. Bisa dimarahi ayahku nanti. Hehehe," jawab Semut Hitam sambil tertawa.

"Hati-hati di jalan ya, Hitam!" Muti melambaikan tangan kepada Semut Hitam yang mulai meninggalkannya dan Mutmut.

"Iya. Kapan-kapan kamu dan kakakmu ke rumahku ya! Kita main-main di taman dekat rumahku," ajak Semut Hitam.

***

Muti dan Mutmut segera mendekati ibu yang sudah mendapatkan makanan. Sementara ayah sedang tidur. Biasanya kalau sudah mencari makan, ayah memang beristirahat. Baru nanti pulang kalau lelahnya berkurang.

"Ibuuuu... kita bawa apa hari ini?"

Ibu tak menjawab. Ibu hanya menunjukkan beberapa buah jambu air, pisang yang lama ditungguinya agar tidak diambil semut lain. Buah-buahan itu diletakkan di bawah ranting pohon jambu air tempat mereka beristirahat.

"Kalian istirahat dulu sebentar. Sambil makan dari buah ini. Nanti sisanya kita bawa pulang untuk persediaan makan di rumah dan kita berikan kepada keluarga lainnya," ujar ibu.

Muti dan Mutmut memandangi buah-buah itu. Lalu melompat dari ranting jambu air dan mendekati buah kesukaan mereka. 

"Hati-hati, Muti-Mutmut!" Nasehat ibu setengah berteriak. Ibu sering menasehati kedua anaknya itu. Tetapi tetap saja Muti dan Mutmut mengulangi perbuatan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun