"Aku bisa, mas..." sahutku tanpa melihat mas Widi.
Cincin yang melingkar di jari manisku kulepas. Cincin pemberian mas Widi. Akan aku lakukan hal yang sama seperti saat Tian menikah dulu. Cincin pemberian Tian kularung di pantai agar semua kenangan bisa segera hilang.
"Pantang bagiku, perempuan melepaskan cincin dari jarinya." Mas Widi menahanku untuk tak melepas cincin itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!