Rayyan tertawa.Â
"Iya..."
Gawai yang kupegang berbunyi. Aku terkejut. Saat bersama Rayyan, Indra menghubungiku.Â
"Siapa, dik?"
Aku tak menjawab.
"Ada banyak hal yang tidak mungkin selalu diraih. Berpacaran dengan siapa, menikah dengan siapa..."
Gawaiku kembali menunjukkan notifikasi.Â
"Buka saja..." ucap Rayyan ringan.
**
Indra mengirimkan pesannya. Ada video juga yang ia kirimkan. Seperti biasa. Dia tanya kabarku, bilang rindu dan siap menungguku menjadi seorang janda.Â
Tiba-tiba aku bergidik membayangkan jadi seorang janda. Identik dengan hal negatif pasti. Aku mulai berpikir, bahwa lelaki yang baik tak pernah mendoakan orang lain segera berpisah dengan pasangannya.Â