Malam bergulir. Tak terasa hari ini sudah hari kelima Mbah Dar diisolasi. Hatiku masih merasa tak tentu juga.Â
Bagaimana pun mbah Dar adalah keluarga yang baik. Namun harus diberi cobaan penyakit yang berkaitan dengan paru-paru. Sakit yang tidak tepat waktunya.
Dalam doa selepas shalat, tak lupa aku selalu berdoa untuk kesehatan dan keselamatan bagiku, keluargaku, saudara-saudara, tetangga dan sahabat semua.
Itulah yang kupinta setiap harinya. Aku tahu covid 19 benar-benar bisa menjadi fitnah karena rasa takut orang lain dan sebagainya. Karenanya kesehatan adalah hal utama yang aku panjatkan kepada Illahi.
Kuyakin doa yang sama juga dipanjatkan keluarga Mbah Dar.Â
"Alhamdulillah, puji syukur kami kepadaMu ya Allah," status Bulik Lala malam ini.Â
Aku hanya menebak-nebak penyebab dituliskannya status itu. Mungkin saja hasil Swab sudah ada dan hasilnya sesuai harapan. Namun tanganku juga tergerak untuk mengomentari status itu. Ingin tahu hal yang sebenarnya.
"Gimana...gimana, Bulik? Ada kabar apa?"
"Alhamdulillah bapak malam ini dipindah ke bangsal biasa, mbak."
Kembali aku berkaca-kaca. Hatiku lega sekali. Ini adalah keadaan yang keluarga Mbah Dar harapkan. Juga keluargaku.Â
Setelah merasa batin tertekan sekian lama, akhirnya hasil Swab menunjukkan negatif Corona.