**
"Nak, boleh ibu berbincang denganmu?" tanya bu Salman kepada putrinya di kamar.
Yumna dengan ragu menganggukkan kepalanya. Segera Yumna bangkit dari posisi rebahan saat itu.
"Kamu ada masalah apa, nak?"
Yumna menggelengkan kepala. Bu Salman mendekati dan menatap lekat putrinya.
"Ibu sangat hafal denganmu, nak. Kamu biasanya sangat riang. Tapi kok sekarang kamu sangat lain."
Yumna tak merespon ucapan ibunya. Namun dari sudut matanya keluar air mata.
"Ayolah, nak. Ibu merasa kehilangan kamu."
"Ibu salah. Justeru Yumna telah kehilangan bapak dan ibu."
Bu Salman sangat terkejut. Bu Salman merasa telah memberikan kasih sayang. Sering kali belanja atau jalan-jalan bersama keluarga. Pak Salman juga selalu meluangkan waktu untuk keluarga.Â
"Sejak bapak mencalonkan jadi orang pertama di sini, bapak dan ibu hanya membicarakan tentang pilkada, pilkada dan pilkada. Bapak tak lagi memperhatikan aku..."