Gajah mengangguk.
"Nah makanya, kamu tak boleh menantang binatang lain. Apalagi kalau kemampuan dan kebiasaannya berlainan. Kalian punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Bukan untuk disombongkan..." terang Semut.
"Iya, Semut. Aku minta maaf..."
"Kamu jangan minta maaf padaku. Minta maaflah pada Tutul..."
Gajah mendekati dan memandang Macan Tutul yang berada di depan Semut.
"Maafkan aku ya, Tutul. Aku nggak akan mengolok-olokmu. Aku nggak akan menantangmu lagi..."
Macan Tutul tersenyum bahagia.Â
"Aku memaafkanmu, Gajah. Aku senaaaang sekali. Apalagi kalau kita bisa berteman dan bermain bersama..."
Sejak saat itu Gajah, Semut dan Macan Tutul bersahabat. Saling membantu, bermain dan hidup rukun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H