Ikan Buntal bersungut-sungut. Dia merasa kaget, sekaligus marah dan kesal. Dia ingat bagaimana rasa ketika matanya terkena cairan tinta Cumi.
"Kamu itu! Ngapain di sini! Kamu pergi!" Ikan Buntal mengusir Cumi. Cumi merasa sedih. Dia membalikkan tubuhnya.
"Tunggu, Cumi. Kamu di sini dulu!" seru Lobster.
"Biarkan dia pergi, Ster!" teriak Ikan Buntal.
"Tidak, Buntal. Kalian nggak boleh bertengkar terus. Nggak boleh musuhan terus..." ucap Lobster.
"Sekali dia menyakitiku, aku tak mau berteman dengannya!"
Ikan Buntal berlalu. Tiba-tiba dari arah belakang mereka bertiga terdengar suara yang tak begitu asing. Pak Hiu!
"Hai, kalian bertiga. Kenapa ribut-ribut. Kalau masih ribut juga kumakan kalian..." ucap Pak Hiu. Mereka ketakutan. Mereka berusaha menjauhi Pak Hiu.Â
Dengan susah payah mereka berlari. Namun meski mereka cepat ketika berlari, dengan mudah Pak Hiu mengejar.
"Kalian berdua berlarilah yang jauh. Biar aku yang hadapi Pak Hiu!" seru Cumi kepada Ikan Buntal dan Lobster.
Cumi berhenti dan membalikkan badan. Dia berenang ke arah Pak Hiu. Dia ingin menyelamatkan kedua temannya itu.Â