Lobster jadi ingat percakapannya dengan Cumi beberapa hari yang lalu. Cumi bercerita kalau dia sangat sedih karena Ikan Buntal tak mau memaafkannya.
"Apa tak sebaiknya kamu maafkan saja, Buntal. Bukankah Cumi sudah menemuimu dan meminta maaf?"
"Nggak mau! Dia jahat!"
"Dia cerita padaku kalau menyesal, Buntal..."
Wajah Ikan Buntal menjadi merah. Dia menyimpan rasa kesal kepada Cumi.Â
**
Hari berikutnya, Lobster mengajak Ikan Buntal bermain di taman. Mereka sangat senang bermain di sana. Tumbuhan laut sangat banyak, bisa digunakan untuk bermain petak umpet yang seru dan asyik.
Hewan lain juga berada di taman itu. Mereka bersyukur, tempat tinggal mereka masih aman dari gangguan manusia. Tetapi ketika bermain seperti itu, mereka tetap harus berhati-hati. Ada Pak Hiu jahat yang suka marah-marah. Lobster dan Ikan Buntal pernah dimarahi Pak Hiu itu.Â
Ketika asyik bermain petak umpet, tiba-tiba Cumi mendekati persembunyian Ikan Buntal. Seperti biasa, ketika terkejut, Ikan Buntal menggembungkan perutnya.
Ajaib! Cumi itu tak menyemburkan tintanya seperti dulu. Cumi malah meminta maaf.
"Ah...maafkan aku, Buntal. Aku membuatmu terkejut..."