Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kisah Ikan Buntal, Lobster, dan Cumi Bersama Pak Hiu

19 Desember 2019   06:10 Diperbarui: 19 Desember 2019   06:26 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lobster jadi ingat percakapannya dengan Cumi beberapa hari yang lalu. Cumi bercerita kalau dia sangat sedih karena Ikan Buntal tak mau memaafkannya.

"Apa tak sebaiknya kamu maafkan saja, Buntal. Bukankah Cumi sudah menemuimu dan meminta maaf?"

"Nggak mau! Dia jahat!"

"Dia cerita padaku kalau menyesal, Buntal..."

Wajah Ikan Buntal menjadi merah. Dia menyimpan rasa kesal kepada Cumi. 

**

Hari berikutnya, Lobster mengajak Ikan Buntal bermain di taman. Mereka sangat senang bermain di sana. Tumbuhan laut sangat banyak, bisa digunakan untuk bermain petak umpet yang seru dan asyik.

Hewan lain juga berada di taman itu. Mereka bersyukur, tempat tinggal mereka masih aman dari gangguan manusia. Tetapi ketika bermain seperti itu, mereka tetap harus berhati-hati. Ada Pak Hiu jahat yang suka marah-marah. Lobster dan Ikan Buntal pernah dimarahi Pak Hiu itu. 

Ketika asyik bermain petak umpet, tiba-tiba Cumi mendekati persembunyian Ikan Buntal. Seperti biasa, ketika terkejut, Ikan Buntal menggembungkan perutnya.

Ajaib! Cumi itu tak menyemburkan tintanya seperti dulu. Cumi malah meminta maaf.

"Ah...maafkan aku, Buntal. Aku membuatmu terkejut..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun