Aku memandang wajah Sherly. Memastikan ucapannya barusan. Akhirnya kami bertiga bertukar pikiran malam ini.Â
Merasa belum akan berakhir diskusi kami, Sherly minta pamit.
"Saya permisi nggih, bapak- bapak. Sudah larut malam..." Sherly beranjak dari kursinya.
Bapak- bapak yang ikut berbincang malam ini juga ketularan. Ikut pamit juga. Dia menyalamiku. Lain halnya dengan Sherly. Dia berlalu begitu saja. Dia sudah menjauhiku.
"Ah...kenapa dengannya..." gumamku.Â
Aku semakin bingung. Tiba- tiba aku memiliki ide untuk bicara lagi dengan Sherly, meski hanya sebentar.
"Mbak Sherly..." aku memanggil namanya. Sherly berhenti dan menoleh ke arahku. Bapak- bapak yang sedari tadi berbincang dengan kami dan menuju hotel bersama Sherly pun menghentikan langkahnya. Â
"Iya, pak..."
"Sebentar..."
Kuraih jaketku di sandaran kursiku. Aku berjalan menuju tempat Sherly berdiri.
"Ini tertinggal..."