Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Ganteng Lain di Hati Sherly

17 Agustus 2019   14:45 Diperbarui: 17 Agustus 2019   14:55 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya

Aku menjadi kapok juga membiarkan Sherly menangis. Aku tak akan mengulanginya lagi. Memperjuangkan kuliahku demi dia, mencari alamatnya di arsip lusuh, bertemu dengannya lagi, takkan kusia-siakan dengan kelakuan bodohku.

Aku meyakinkan Sherly kalau aku menerimanya apa adanya. Nama Andro adalah masa lalunya. Apalagi dia juga belum jadian juga.

"Sher, aku tahu kok kalau sekarang ini lelaki paling ganteng bagimu cuma aku..."

Sherly kembali tersenyum. 

"Nggak ah, mas. Ada yang lain kok."

"Oh ya? Coba bilang aku, siapa orangnya? Aku mau bicara dengannya..."

"Rahasia. Mas nggak usah tahu..."

"Kenapa nggak ngasih tahu? Sebaik apa dia, sampai kamu rahasiakan dariku..."

Aku kesal juga kali ini. Perasaan baru saja Sherly berhenti menangis, kenapa jadi dia yang menguji kesabaranku.

"Pingin tahu? Beneran?"

Aku mengangguk. Aku benar- benar penasaran. Jangan- jangan lelaki itu dulu cinta monyet Sherly. Hmmm.aku jadi gemas sama Sherly.

"Dia mengenalku sejak kecil, mas. Aku sering bermain dengannya. Bahkan aku sering digendongnya. Dia ganteng banget..."

Sherly terlihat sumringah menceritakan lelaki gantengnya itu.

"Tunggu, Sher. Kamu serius mau jadi pendampingku kan?"

Sherly mengangguk. Aku yang tak habis pikir sendiri. Dia mau menikah denganku tapi ada lelaki ganteng yang ada di hatinya. Mana mungkin bisa seperti itu.

"Mas kenapa? Kok mukanya jelek gitu..."

"Sher...kamu ini. Nggak bener ini..."

Sherly tertawa kecil melihat mukaku yang jadi kucel gara- gara kesal.

"Cemburu ya, mas?"

Aku tak menanggapi pertanyaan itu. Ingin rasanya kucubit perempuan ayu di sampingku itu.

"Mas...aku lanjutkan ya. Biar mas nggak penasaran lagi..."

Aku memberikan kode iya untuk Sherly. Aku berharap rencana menikahinya tak gagal gara- gara lelaki ganteng itu.

"Saking gantengnya lelaki itu, ibuku juga terpesona, mas. Luar biasa kan?"

Aku memandang Sherly. Perempuan itu tersenyum. Dikeluarkannya HP dari tasnya.

"Sebentar ya, mas. Kucari dulu fotonya..."

Astaghfir. Sherly juga menyimpan fotonya. Benar- benar aku kecolongan. Rasanya aku bisa patah hati.

"Kamu jangan main- main, Sher..."

Aku kesal bukan main.

"Main- main apa sih, mas?"

Sherly masih mencari- cari foto yang dimaksudnya. Akhirnya setelah beberapa menit ketemu foto itu.

"Ah...sini, mas. Kukasih tahu. Biar nggak penasaran..."

Aku menolak untuk melihat foto itu.

"Nggak usah begitu, mas. Nanti mas jadi penasaran dan stress kalau nggak tahu. Aku nggak mau mas mati kayak dosen UGM itu..."

Sherly mengingatkan pada berita bunuh diri dosen UGM itu.

"Ih...amit- amit, Sher. Naudzubillah..."

"Iya. Makanya sini. Kuperlihatkan fotonya..."

Terpaksa aku menurutinya. Ketimbang aku mati penasaran. 

Dengan hati deg- degan aku menguatkan hati untuk melihat foto lelaki ganteng yang saat ini bersaing denganku karena dia ada di hati Sherly.

**bersambung**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun