"Cincin itu cantik, mas. Pasti mbak Intan menyukainya..."
"Cincinnya cantik?" ayah Husna menyelidik pada raut mukaku yang sudah sembab. Kuanggukkan kepalaku.
"Iya, Put. Cincin ini cantik dan sengaja kupilih untuk perempuan paling cantik yang pernah kukenal..."
Ah...Mbak Intan sangat beruntung mendapatkan kasih sayang ayah Husna. Kutahu, perempuan cantik itu pantas mendapatkannya.Â
Kalau aku sendiri, sudah cukup bersama Husna. Selepas keputusan ayah Husna, secepatnya aku akan mengajukan gugatan cerai. Aku akan memiliki kehidupan sendiri dan berbahagia bersama gadis kecilku, Husna.
Ayah Husna meraih tanganku. Lalu meletakkan kotak cincin itu di tanganku.
"Kau kenakan atau simpan cincin ini ya, Put..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H