Aku buru- buru berbalik ke arah kantor guru setelah aku bicara dengan Bu Reni yang berada tepat di sebelah kananku. Aku tak ingin bertemu dengan ayah Husna. Aku tak bisa menguasai hatiku jika berada di dekatnya.Â
Dengan langkah cepat aku menuju kantor guru. Aku bergegas duduk di meja guru khusus untukku.
"Putri...boleh aku bicara denganmu?"
Ayah Husna telah berada di depan pintu kantor. Kulihat sekilas lelaki itu.Â
"Kalau ingin bertemu Husna, mas bisa cari di kelasnya..."
Ayah Husna masuk kantor dan mendekatiku.
"Kenapa kemarin kamu pulang duluan, Put...?"
Aku tak bergeming dengan pertanyaan itu. Tak berani pula aku menatap wajah ayah Husna.
"Katakan, Put. Apa yang terjadi denganmu...?"
"Sudahlah, mas. Mas pergi saja..."
"Aku tak akan pergi jika tak ada penjelasan darimu..."