“kalau adik tidak mau sekolah, ibu pun juga tidak mau bekerja” kata ibu
“lalu, nanti kita makan apa donk bu?” jawab adik sari dengan nada panik
“makanya ibu tanya ama adik, kenapa adik gak mau sekolah? Tapi dari tadi tidak dijawab”
tak lama pun kakak nya sari, santi memotong pembicaraan mereka.
“biarin aja bu kalau adik gak mau sekolah. Biar jadi orang bodo, seperti bapak”
tampak benar rasa kebencian dari santi terhadap ayahnya.saat itu santi seperti adiknnya, sari, baru kelas 1 SD. Santi masih ingat benar kejadian 6 tahun lalu, saat ayahnya pergi meninggalkan ibu yang tengah hamil tua.
“pak… tolong jangan tinggalkan kami pak… “ibu sambil memohon kepada suaminya.
“ahh… bodoh kamu!” sikap kasar suaminya pun tak terbendung lagi.
“aku mohon pak, bentar lagi anak kita lahir pak… tolonglah kami” air mata ibu sudah keluar berliter liter, namun suritno , ayah santi tampaknya sudah tak peduli lagi. Suritno pun belalu meninggalkan rumah dengan pakaian yang menempel di tubuhnya. Ayah santi, kawin lagi dengan janda kaya, bekas majikannya, tempat suritno bekerja sebagai supir.
“hus! Santi kamu tidak boleh bicara begitu di depan adik mu. Tidak baik” tegur ibu, yang memecah bayangan santi 6 tahun lalu.
“bagaimana pun juga dia, ayah kamu. Baik buruknya”