Mohon tunggu...
Didot Prakoso
Didot Prakoso Mohon Tunggu... -

"Dengan tulisan anda dapat bercerita kepada dunia, Dengan membaca anda dapat lebih tahu segala hal "\r\n(Didot) \r\n\r\n\r\nSemua karya tulisan bisa dilihat di www.jongjava.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Adik Tidak Mau Sekolah

19 Juni 2012   01:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

27.01.2011

“ka… bangun ka… kakak... udah mau jam 5 nih. Nanti terlambat masuk sekolah lo…”

“ooaahhh… iya bu…” jawab kakak

“ayo ambil wudhu, sholat subuh dulu baru kamu mandi, jangan lupa bangunin adikmu” printah ibu kepada putrinya.

Ibu, adalah orang tua tunggal setelah suaminnya pergi meninggalkan rumah. Entah kenapa suaminnya meninggalkannya ketika tengah hamil tua anak keduannya yang juga seorang putri. Kartika sari, biasanya sering dipanggil dengan kakaknya sari. Ibu memiliki 2 orang putri, yang pertama santi. Namun Ibu dan sari selalu memanggil sebutan kakak, yang kelak nantinya dapat menjadi panutan bagi adiknnya, sari. Ibu bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah villa mewah yang letaknnya tidak begitu jauh dari kontrakan mereka, berjalan kaki sekitar 5 menit, namun perjalanan 5 menit ditempuh dengan menaiki puluhan anak tangga dan kontur tanah yang cenderung menanjak serta licin pada musim hujan.

Saat ini sari masih kelas 1 SD negeri bayangkara, di desa sukadani. Kakaknya juga SD yang sama, kelas 6. Jam enam pagi sari dan kakak hatus berangkat, jika tidak mau terlambat sampai di sekolah. 30 menit perjalanan menuju sekolah dengan berjalan kaki.

“dik… adik.. bangun donk. Kita kan harus sekolah” santi pun sambil mengoyang goyangkan badan adiknya

“ogah… sari gak mau sekolah”

“eh.. koq ngomong gitu….” Balas santi

“nggak sari mau tidur aja… kalo perlu tidur selamannya… biarin gak usah bangun bangun lagi” balas sari

hufhh… gumam santi dengan penuh kekesalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun