Mohon tunggu...
jonansaleh
jonansaleh Mohon Tunggu... Ilustrator - Hands are the second thought

Tangan adalah pena dari pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bibir Polesan

30 November 2017   17:22 Diperbarui: 30 November 2017   17:39 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja... Dan hujan... 

Sayup bola mata ini terbangun lentik bibir poles. 

Pampangnya kemilau di hadapku

Aku tak mengelak menikmatinya dari sudut nyaman ini. 

Bibir poles... 

Baru saja pulas dimanja ginju dan  minyak binar.  

Bukan rasa binal. Di bawah mancung, ia menancap-tertanam, menggantung menutup selilit gigi giginya. 

Pipi gembulnya ibarat perekat, terkait dagu madu menaruh.

Bibir poles... 

Meriang, mengiringku menghampiri. 

Aku tak berkutat saat kulumnya mendesah memancing auraku.

Jarak tak kasat mata bukan penghalang. Kudekati selangkah. 

Bibir poles... 

Nampak membuka kelopaknya. 

Sedang ingin merekah. Aku pangling. Selangkah lagi aku mendekat. 

Kali ini aku tak tahan harum merbaknya. 

Ia menumpahkan minyak binarnya, merata memenuhi tepi-tepinya yang manja. 

Kini.. Tinggal selangkah lagi kuseduh sisa tumpahannya. 

Bibir poles... 

Mulai melantur, berpura-pura tak menggengam nafsu. 

Saatnya tiba, sadar kalau aku tak lagi di sudut aman. Kini berpacu menjamah bibir poles. Molek. 

Langkah akhir ini tanpa tanda. Semua siap berlaga. Bibir kami saling tindih. Dianya menyeriangi. Lumurannya menjangkau langit-langit pelipisku. 

Kami jedah sesaat.. 

Dan Lalu

Berlalu. 

Kami temukan kelicikan baru. Terhanyut pada pacuan, kami lupa pada lintasan. 

Bibir poles... 

Sudah tanpa polesan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun