Jarak tak kasat mata bukan penghalang. Kudekati selangkah.Â
Bibir poles...Â
Nampak membuka kelopaknya.Â
Sedang ingin merekah. Aku pangling. Selangkah lagi aku mendekat.Â
Kali ini aku tak tahan harum merbaknya.Â
Ia menumpahkan minyak binarnya, merata memenuhi tepi-tepinya yang manja.Â
Kini.. Tinggal selangkah lagi kuseduh sisa tumpahannya.Â
Bibir poles...Â
Mulai melantur, berpura-pura tak menggengam nafsu.Â
Saatnya tiba, sadar kalau aku tak lagi di sudut aman. Kini berpacu menjamah bibir poles. Molek.Â
Langkah akhir ini tanpa tanda. Semua siap berlaga. Bibir kami saling tindih. Dianya menyeriangi. Lumurannya menjangkau langit-langit pelipisku.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!