Filosofi menyerang ini justru berakibat fatal bagi Brasil di menit ke-74 saat skor 2-2. Â
Marco Tardelli berhasil mengambil bola yang dibuang dengan buruk oleh pertahanan Brasil menyusul sebuah sepak pojok Italia. Tendangan Tardeli ke tiang kiri gawang yang dijaga Waldir Perez dibelokan oleh Rossi yang tiba-tiba muncul di depan Perez meceploskan gol ketiga Italia dari jarak dekat.
Skuadra Azzurra tembus ke semi final, sementara seluruh penggemar sepak bola, yang tentunya bukan pendukung Italia saat itu, menangis tersedu-sedu (termasuk saya).
Keenam, Paolo Rossi si terhukum yang jadi pahlawan!
Paolo Rossi dengan hattrick-nya ke gawang Brasil, dua golnya ke gawang  Polandia di semifinal dan gol pembukaannya ke gawang Jerman Barat di final, tak pelak merupakan anak ajaib yang seakan lahir di Piala Dunia 1982.
Dengan 6 gol, Rossi, striker Juventus Turino, meraih Soulier d'Or pada Piala Dunia itu lalu meraih Ballon d'Or pada tahun 1982 mengalahkan gelandang Perancis Allain Giresse dan rekan Juventus-nya asal Polandia, Boniek.
Tidak banyak yang ingat bahwa Rossi baru aktif kembali bermain sepak bola pada bulan April 1982, hanya 2 bulanan sebelum Piala Dunia Spanyol dimulai. Selama 2 tahun sebelumnya (1980 - April 1982) Paolo Rossi menjalani hukuman tidak boleh bermain sepak bola karena didakwa menerima suap dalam pengaturan skor dalam pertandingan Avellino- Perugia!
Tidak akan gilakah Piala Dunia Qatar 2022?
Sangat mungkin bahwa bahwa banyak kegilaan akan kita saksikan pada Piala Dunia Qatar 2022.Â
Krisis geopolitik Russia-Ukraine, Tiongkok-Amerika Serikat, krisis enerji dan keuangan global, bayang-bayang pandemi COVID-19, maupun kontroversi keterpilihan Qatar dan segala skandal dan korban jiwa selama persiapannya sedikit banyak akan memengaruhi.