Dalam manuver yang terlambat kiper Jerman Barat, Toni "Harald" Schumacher, terbang menerjang Patrick Battiston yang sudah tanpa bola. Pinggang Schumacher menghantam langsung wajah pemain belakang Prancis itu membuatnya terkapar tak sadar di rumput.
Alih-alih memberikan penalti untuk Perancis dan kartu merah untuk Schumacher, wasit asal Belamda, Charles Corver malah meniupkan lemparan untuk Jerman Barat. Menurut Benson (2005), keputusan ini tercatat sebagai salah satu keputusan wasit terburuk yang pernah dibuat, sementara Battiston, bek Saint Etienne itu kehilangan tiga gigi sekaligus.
Kelima, Brasil, tim ajaib yang tidak juara
Brasil 1982, tidak diragukan lagi adalah tim yang paling indah untuk dilihat bermain di Piala Dunia tersebut, atau bahkan sepanjang sejarah sepak bola.Â
Dipimpin oleh pelatih brilian Tele Santana, tim auriverde memperkenalkan konsep sepakbola indah dan romantis ke seluruh dunia.Â
Dengan Zico yang ajaib dan Socrates, sang dokter, lalu Falcao, Toninho Cerezo atau Junior, para pemain Brasil ini memperlihatkan teori bergerak secara permanen: bola yang tidak pernah berhenti digabungkan dengan bakat yang luar biasa dari para pemain yang menggantikan segala taktik dan strategi.Â
Setiap pemain tim samba di Piala Dunia di Spanyol itu seakan memiliki kualitas sebagai playmaker dan semua pemain memiliki skill dan visi menyerang seperti pemain bernomor punggung sepuluh, termasuk para pemain bertahan.Â
Bagi sebagian pengamat, tim ini adalah yang paling luar biasa dalam sejarah Selecao, bahkan lebih dari angkatan Pele pada tahun 1970.Â
Sayang bahwa Brasil tersingkir di putaran kedua setelah dikalahkan 2-3 oleh Italia dalam pertandingan yang fantastis antara dua tim dengan gaya yang sangat berbeda.Â
Hasil imbang dengan Italia, sebenarnya sudah cukup bagi Selecao untuk lolos ke semi-final, tetapi Zico dan semua kambratnya tetap bermain menyerang.Â