Wilayah teh barat daya, terletak di barat daya Tiongkok, merupakan asal usul teh di Tiongkok. Produksi utama di daerah dengan kontur bergunung-gunung ini adalah teh hitam. Setelah Jalur Sutra dibangun, teh hitam diekspor ke Eropa dan sangat disukai oleh bangsawan Eropa. Rasa teh hitam lebih kental daripada teh hijau atau teh putih.Â
Di wilayah teh bagian utara sungai Yangtze, dibandingkan dengan tiga wilayah teh lainnya yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tahunan yang rendah, tanaman teh kurang cocok untuk tumbuh di sini. Produksi teh yang paling terkenal di sini adalah teh hijau.
Teh sebagai minuman dan simbol budaya penting Tiongkok ini dibuat melalui proses pengolahan yang panjang, sebelum siap untuk disajikan serta mempertahankan esensi kualitasnya secara maksimal.Â
Proses produksi teh melibatkan beberapa langkah, yang dimulai dari pemetikan dan diakhiri dengan penyimpanan. Cara produksi atau tahapannya secara garis besar sama, dengan sedikit variasi, meskipun setiap jenis teh memiliki rasa, aroma, dan bentuk yang berbeda-beda.Â
Pertama adalah proses penanaman. Tanaman teh biasanya tumbuh di kawasan tropis, dan harus berada di dataran tinggi dengan ketinggian 600-800 meter di atas permukaan laut serta ditanam pada tanah masam dengan tingkat keasamaan 4,5-5,5. Kedua adalah proses pemetikan yang mana tidak boleh sembarangan memetik, karena bisa memengaruhi rasa teh.Â
Waktu untuk memetik daun teh sangat penting, yang mana secara umum lebih baik memetik teh sesaat tunas baru tumbuh dan pada hari yang cerah. Pemetikan sebaiknya dilakukan dengan cara manual, yakni menggunakan tangan dengan halus. Biasanya bagian tanaman teh yang dipetik adalah pucuknya.
Proses yang ketiga adalah memanaskan daun teh (shaqing). Daun teh yang telah dipetik harus segera diproses untuk mencegah penurunan kualitas daun teh, yaitu dengan cara "memanaskan daun teh".Â
Pada proses ini, suhu tinggi digunakan untuk menghancurkan aktivitas berbagai enzim oksidatif pada daun, kemudian mempertahankan warnanya, dan mengeluarkan aromanya.
Proses keempat adalah meremas atau menggiling, yaitu meremas daun teh menjadi potongan-potongan panjang dengan tangan. Kelima adalah proses pengeringan. Proses ini dilakukan menggunakan mesin dengan 120-150 derajat celcius.Â
Pengaturan suhu dan waktu pengeringan sangat memengaruhi rasa teh. Langkah keenam dan terakhir dari proses pembuatan teh adalah pengemasan, artinya daun teh yang sudah kering dan siap dikonsumsi, dikemas lalu siap untuk dijual.
Teh telah dengan sukses diwariskan turun-temurun dan tersebar luas ke seluruh dunia karena berbagai manfaat yang baik untuk kesehatan manusia. Seperti halnya manfaat yang dimiliki kopi, oleh karena kandungan kafeinnya, teh dapat membuat kita lebih bersemangat dan menghilangkan kelelahan.Â