Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Dosen Bahasa Indonesia di Beijing

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Penjaga Penginapan

19 April 2020   20:31 Diperbarui: 19 April 2020   20:50 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak masalah, namun kulihat kau tak mempersiapkan peralatan naik gunung."

"Aku sebenarnya bukan pendaki gunung profesional, aku hanya ingin naik gunung ini karena banyak kulihat foto gunung ini sangat keren di situs perjalanan wisata"

"Hanya karena gunung ini terlihat keren kau datang jauh-jauh kemari ?"

"Kurang lebih seperti itu. Juga mungkin karena sangat jauh jadi aku ingin lihat lebih dekat bagaimana kehidupan masyarakat lokal di sini."

"Jadi kau pertama kali ke sini. Kau mungkin belum tahu kalau gunung itu sangat misterius."

"Misterius ?", tanyaku heran. Ku tak pernah mendengar sebelumnya tentang ini. Kuingin tahu lebih banyak tentang informasi ini.

"Ya, gunung ini memang tidak terlalu terkenal, namun aku tak tahu bagaimana kau mendapat info tentang tempat ini dan nekad menempuh perjalanan yang berbahaya ke sini. Kukira kau akan benar-benar mendaki gunung."

"Aku benar-benar ingin mendaki gunung, tapi memang aku tak punya perlatan layaknya pendaki profesional."

"Baiklah, istirahatlah kau sekarang dan besok jam 6 pagi kita bisa mulai naik ke atas?"

Bergegas aku beranjak dari bangku depan perapian menuju kamar. Saat berbaring pun kepalaku masih saja terpikir tentang gunung yang dikatakannya misterius. Memang sesaat setelah kulihat penampakan gunung itu dari jendela bus, tidak hanya kesan kagum namun juga ada beberapa hal yang kurasa agak aneh. Sepertinya gunung itu menyimpan rasa tak ramah, seperti orang yang cenderung bersikap dingin dan tertutup. Itulah mengapa penjaga penginapan heran aku datang ke sini. Apakah memang gunung ini tidak banyak didaki karena berbahaya ?

Pagi menjelang cepat dan aku segera mempersiapkan diri dengan perbekalan seadanya. Sebelumnya aku pernah mendaki beberapa gunung dan kali ini kurasa tak perlu membawa banyak barang karena kuputuskan untuk tak terlalu memaksakan diri. Jika aku merasa tak lagi kuat mendaki maka kuputuskan untuk segera turun agar. Kubawa tas ransel kecil berisi sebotol air, arak, dan daging asap. Si penjaga penginapan telah bersiap di depan sambil menghisap rokokonya. Aku terheran bagaimana di ketinggian ini dan masih akan berjalan jauh ia malah merokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun