Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Kopiah pada Seragam Batik Korpri

23 Januari 2023   13:28 Diperbarui: 23 Januari 2023   13:30 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Indonesia, boleh dikatakan Soekarno merupakan orang yang mempopulerkan kopiah. Di berbagai kegiatan kenegaraan, di dalam negeri maupun internasional, ia tak pernah menanggalkannya.

Kopiah atau peci disebut juga songkok. Lantas, bagaimana asal usulnya di Indonesia?

Konon, peci merupakan rintisan dari Sunan Kalijaga. Pendapat lain mengatakan, yang membawa peci ke Indonesia adalah Laksmana Ceng Ho.

Peci berasal dari kata Pe (artinya delapan) dan Chi (artinya energi). Jadi peci merupakan alat untuk penutup kepala yang bisa memancarkan energinya ke delapan arah mata angin. Mempunyai energi besar.

Apa arti songkok? Yakni, "kosong dari mangkok." Maknanya, hidup ini seperti mangkok yang kosong. Harus diisi dengan ilmu dan keberkahan.

Kopiah berarti kosong karena "dipyah". Pyah adalah sebutan untuk 'dibuang'. Asanya, dengan mengenakannya, kita bisa membuang kebodohan dan sifat tak elok lainnya.

Lainnya mengatakan kopiah berasal dari kata "kop" dan "pyah". Kop artinya kepala. Sedangkan pyah (bahasa Italia) maknanya saleh, beriman atau alim.

Jadi kopiah adalah penutup kepala yang menginformasikan pemakainya adalah orang yang saleh, beriman atau alim.

Kisah di atas memang masih perlu dipertanyakan kebenarannya. Pastinya, pada abad ke 13, peci merupakan pemandangan umum di Tanah Melayu.

Catatan histori lainnya, saat Raja Ternate Zainal Abidin (1486-1500) belajar agama Islam di Madrasah Giri, ia membawa oleh-oleh peci saat kembali ke kampung halaman.

Di Ternate peci disebut recca atau songkok Bugis. Songkok ini dipakai pasukan Kerajaan Bone ketika berperang melawan pasukan Tortor pada 1683.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun