Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat dari Lampion Imlek 2023

23 Januari 2023   03:59 Diperbarui: 23 Januari 2023   04:06 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adakah perbedaan lampion di tempat lain dengan yang terpasang di kelenteng?

Sekilas tidak. Serupa dengan yang lain. Namun jika didekati, di bawah lampion tersebut terdapat sebuah kertas putih yang ditulis dengan nama orang atau perusahaan.

Warga keturunan Tionghoa percaya bahwa itu memiliki makna yang baik untuk hidup. Bahkan nama orang yang sudah tiada juga bisa ditulis di bawah lampion itu.

Seperti kupu-kupu. Seiring waktu, lampion juga bermetamorfosis. Selain perubahan bentuk, fungsinya pun tak lagi sekadar sebagai alat ritual.

Kini, lampion sudah menjadi bagian dari pelengkap sebuah interior yang memberi kesan estetis.

Banyak tempat publik seperti hotel, gedung perkantoran, tempat perbelanjaan, hingga kafe memasang lampion untuk menambah keindahan.

"Ada dua jenis cahaya, yakni cahaya yang menerangi dan cahaya yang silau mengaburkan," kata James Thurber (1984-1961), kartunis dari Amerika Serikat.

Seperti lampion, kita juga harus menerangi, menambah keindahan. Bukan silau mengaburkan. *****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun