Berbagai kondisi lainnya yang ada di Semarang dan perlu perbaikan membuatnya berniat maju ke dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Semarang pada 2024.
Meski demikian, dia baru memulai persiapan setelah pemilu legislatif. Saat ini hanya melakukan silaturahmi ke beberapa tokoh, dengan tujuan menyampaikan keinginan untuk maju Pilkada Kota Semarang.
"Di Wali kota, fokusku pendidikan, wajib belajar 9 tahun. tidak punya duit, yo dibayari. di Semarang, wajar 9 tahun, yang gratis cuma negeri," ujarnya.
Yoyok kemudian membandingkan di DKI Jakarta sudah bisa digratiskan. Baik itu sejak SD-SMP, SMA gratis total. Bahkan bocah SD diberi susu gratis.
"Urusan pendidikan itu, urusan wajib. supaya anak-anak kita, sekolah gratis. Sekarang anak sekolah rebutan di negeri, karena sekolah negeri gratis dan swasta bayar.
"Orang swasta, orang semarang. Mereka bayar pajak, bayar PBB. Ojo nyego goreng terus," jelasnya.
Pengalaman di legisltatif selama hampir 15 tahun, membuat Yoyok punya modal kuat untuk menjadi orang nomer satu Semarang. Ditopang juga dengan pengalamannya di dunia bisnis dan memimpin PSIS Semarang sebagai sebuah klub dan entitas bisnis.
Sosok Yoyok sendiri familiar, tak hanya di Semarang atau Jawa Tengah tapi juga nasional. Wajahnya kerap bermunculan di media-media sebagai CEO PSIS Semarang.
Sebuah lembaga pernah menggelar survei tentang persepsi publik menjelang Pilkada Semarang. Dari survey pada Mei 2023 itu menunjukkan eletabilitas Walikota Semarang saat ini, Hevearita masih teratas. Namun ia dibayangi oleh Yoyok Sukawi sebagai sosok favorit pemilh muda.
Tak hanya masyarakat Semarang, tapi  hal itu menjadikan Yoyok sebagai politisi yang difavoritkan oleh pemilih muda.
Bermodal integritas, pengalaman dan kepemimpinan sebagai politisi dan CEO PSIS Semarang, Yoyok menatap pemilihan legislatif dan Walikota Semarang 2024. ***