Yoyok bahkan tak segan-segan mendepak pemain yang tidak mau kuliah, termasuk yang berlabel timnas Indonesia. Pemain itu dijual ke klub lain.
"Ketika masuk usia kuliah kamu wajib kuliah, sudah gratis kok, kuliahnya juga sudah dipermudah. Kalau ada yang bilang "saya mau kejar nikah dulu", ya udah, keluar," kata Yoyok.
Isu pendidikan di kalangan pemain sepakbola Indonesia, lanjutnya, sudah menjadi perbincangan hangat di Komisi X DPR RI.
Umumnya para pemain lebih fokus mengejar karier sepakbola daripada menempuh pendidikan. Padahal, jika tidak memiliki pendidikan dasar yang kuat para pemain bakal lebih udah terkena star syndrome.
"Nggak dipungkiri banyak pemain bola kita lebih mengejar karier bola daripada sekolah. Dia sudah jadi Timnas U-20, U-23 tapi SMP-nya aja ditinggal," ujar politisi asal Partai Demokrat yang punya nama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya.
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar bagi Yoyok merupakan hal yang sangat penting. Di sini peran pemerintah dituntut lebih tegas.
"Ini memang peran pemerintah. Kalau pemerintah berbicara wajib belajar 9 tahun, artinya anak yang enggak mau sekolah itu dihukum. Kalau tidak mampu sekolah dibayarin. Bukan bilang maju belajar 9 tahun, tapi yang negeri gratis dan yang swasta bayar."
Concern Yoyok pada masalah pendidikan tak lepas dari kondisi pendidikan di Kota Lumpia, julukan Semarang, yang menurutnya masih belum adil.
Saat ini banyak anak sekolah sampai SMP khususnya swasta masih bayar.