John yang sedang duduk bersandar di dinding beranda, menjulurkan kakinya. John mempunyai pendapat yang berbeda dengan Berty. "Menurut beta, ini bukan permasalahan kompak atau tidak kompak. Tapi, coba kita berpikir tentang apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan Mia saat mengalami musibah ini."
"Maksud kamu, John?" Sisi, bertanya.
"Menurut beta, jika Mia kembali ke Lateri. Mia masih tetap tinggal dan bersekolah karena ada mama Corry, saudara perempuan paa Anis." John berhenti sebentar. "Tapi, bagaimana dengan kehidupan keluarga Mia? Jika, papa Anis belum bisa bekerja karena kakinya patah?!"
Anak-anak terdiam sebentar. Pedro, berujar. "Jadi, sebaiknya uang tiket ferry pergi-pulang ke Kamarian, kita kumpulkan dan berikan untuk menolong biaya kehidupan keluarga Mia. Ketika, papa Anis belum dapat bekerja dua atau tiga bulan ke depan. Mungkin, seperti itu maksud John."
"Tapi, beta tetap setuju juga tentang adanya kebersamaan dan kekompakan." Tandas, Delon. "Beta setuju dengan pendapat Berty. Jika, kita memang tidak dapat pergi semua ke Kamarian. Setidaknya, ada perwakilan dari kita untuk pergi ke Kamarian."
"Oke. Jika memang kita tetap mengutamakan kebersamaan dan memikirkan kebutuhan. Berarti, kita harus memilih siapa diantara kita yang ke Kamarian, menengok papa Anis dan keluarga." Samuel menyimpulkan perbedaan pendapat didalam kelompok.
"Benar apa yang dikatakan Samuel. Tentang apa yang mau kita berikan, baik dukungan moril maupun materi. Kita dapat memberikan dengan kerelaan hati saja."
Anak-anak mengangguk dan menyetujui pendapat Samuel dan Nona. Kebersamaan dan kepedulian diantara mereka, semakin bertumbuh dan berkembang. Akhirnya, mereka memutuskan dan memilih. Pedro, Ahmad, Tika dan Nona yang mewakili kelompok persahabatan dan persaudaraan mereka, menengok Mia dan keluarga di Kamarian. John juga mengajak sahabat-sahabatnya berdoa kepada keluarga Mia, dan memimpin doa secara iman Kristen Protestan.
***
"Jadi, Ann sudah tidak ngompol lagi, mama Aya?!"
"Iya, dokter Kristo." Mama Aya tersenyum senang. Mama Aya sedang berkonsultasi dengan dokter Kristo, tentang perkembangan terapi Ann. "Sekarang, Ann sudah memegang celana atau rok yang dipakainya sambil berkata. Mama, Ann mau pipis ya. Dan, Ann juga sudah tidak meniru dan mengulang-ulang iklan kesukaannya."