Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Telur di Ujung Tanduk

24 Januari 2020   20:30 Diperbarui: 24 Januari 2020   20:35 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tak bisa berkata-kata. Kurniadi kembali menatap langit-langit. Air matanya meleleh.

Aku merasa berdosa memintanya bercerita.

Ia pun mulai meraung-raung. Tangan kanannya dipukul-pukulkan di atas meja.

Aku ke luar ruang rapat memberi tahu Kasi Rutang. Tidak lama kemudian seorang pegawai masuk -belakangan aku tahu itu paman dari ibunya.

Kurniadi mengikuti isyarat pegawai yang baru masuk itu lalu mengikuti ke luar ke tempat parkir. Tak lama kemudian ia sudah duduk di sadel sepeda motor Honda Win, membonceng. Pulang.

Besoknya sebelum pengajar datang kami sudah berada di ruang rapat. Kurniadi datang seperti biasa. Ia masuk ke ruang rapat dengan membawa tas. Wajahnya biasa saja -pikirku. Tak menyisakan mimik sedih padahal hari kemarin menangis meraung-raung.

"Menjadi pegawai bank tidak boleh kosong, harus berisi."  suara Kurniadi nemecah kesunyian. Ia mulai membuka tasnya.

Dari dalam tas ia mengeluarkan kitab tebal, mushap Al-Quran. Tak lama jari-jari tangannya mulai membuka-buka halaman Al-Quran dan mulai mengaji, membaca Al-Quran dengan suara keras.

Kami kaget dibuatnya dan reflek berseru.

"Haaahh..!"

Sebaliknya,  Kurniadi juga kaget. Ia berhenti mengaji lalu bangkit berdiri. Matanya melotot. Tiba-tiba telunjuknya menuding kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun