Mohon tunggu...
Johan Andres Serhalawan
Johan Andres Serhalawan Mohon Tunggu... Dosen - Rohaniawan, Aktivis Lingkungan, Perlindungan Masyarakat Adat, dan Social Worker

Seorang Rohaniawan yang mengabadikan diri sebagai pengajar, pekerja sosial dan aktivis lingkungan serta perlindungan masyarakat adat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Coronavirus dan Teori Konspirasi sampai pada Chip RFID - 666

1 Juni 2020   09:21 Diperbarui: 1 Juni 2020   09:47 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Claverie mengatakan virus dari manusia pertama yang menghuni Kutub Utara bisa muncul. Kita bahkan dapat melihat virus dari spesies hominin yang sudah lama punah seperti Neanderthal dan Denisova, yang keduanya menetap di Siberia dan penuh dengan berbagai penyakit virus. Sisa-sisa Neanderthal dari 30-40.000 tahun yang lalu telah ditemukan di Rusia. Populasi manusia telah tinggal di sana, sakit dan mati selama ribuan tahun. "Kemungkinan bahwa kita dapat menangkap virus dari Neanderthal yang telah lama punah menunjukkan bahwa gagasan bahwa virus dapat 'diberantas' dari planet ini adalah salah, dan memberi kita rasa aman palsu," kata Claverie. "Inilah sebabnya persediaan vaksin harus disimpan, untuk jaga-jaga."

Sejak 2014, Claverie telah menganalisis kandungan DNA lapisan permafrost, mencari tanda tangan genetik virus dan bakteri yang dapat menginfeksi manusia. Dia telah menemukan bukti banyak bakteri yang mungkin berbahaya bagi manusia. Bakteri memiliki DNA yang mengkodekan faktor virulensi: molekul yang dihasilkan bakteri dan virus patogen, yang meningkatkan kemampuan mereka untuk menginfeksi inang. Tim Claverie juga menemukan beberapa sekuens DNA yang tampaknya berasal dari virus, termasuk herpes. Namun, mereka belum menemukan jejak cacar. Untuk alasan yang jelas, mereka belum berusaha untuk menghidupkan kembali patogen mana pun.

Sekarang tampaknya patogen yang terputus dari manusia akan muncul dari tempat lain juga, bukan hanya es atau permafrost. Pada Februari 2017, para ilmuwan NASA mengumumkan bahwa mereka telah menemukan mikroba berumur 10-50.000 tahun di dalam kristal di sebuah tambang Meksiko. Bakteri itu berlokasi di Gua Kristal, bagian dari tambang di Naica di Meksiko utara. Bakteri itu terperangkap di dalam kantong kristal kecil yang berair, tetapi begitu mereka diangkat, mereka hidup kembali dan mulai berlipat ganda. Mikroba itu secara genetik unik dan mungkin merupakan spesies baru, tetapi para peneliti belum mempublikasikan karya mereka.  Bahkan bakteri yang lebih tua telah ditemukan di Gua Lechuguilla di New Mexico, 1.000 kaki di bawah tanah. Mikroba ini belum terlihat di permukaan selama lebih dari 4 juta tahun. Gua tidak pernah melihat sinar matahari, dan sangat terisolasi sehingga dibutuhkan sekitar 10.000 tahun untuk air dari permukaan untuk masuk ke gua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun