BILL GATES,
Tahun 2015 seorang Bill Gates telah memperingati Negara-negara bahwa akan ada senjata pembunuh masal yang akan menyerang manusia dan itu bukan nuklir, melainkan wabah virus (dapat dilihat disini https://www.youtube.com/watch?v=6Af6b_wyiwI&t=96s). Gates menyampaikan hal tersebut dalam sebuah acara yang diselanggarakan oleh TED Talks. Â Gates kemudian mengatakan bahwa dunia perlu berinvestasi dalam sistem kesehatan yang lebih baik, meningkatkan kolaborasi internasional, menjaga staf medis yang terlatih dalam cadangan, dan berinvestasi dalam penelitian vaksin. Gates mengatakan pada 2015 bahwa dunia tidak siap menghadapi epidemi, dan mendesak: "Kita harus segera pergi. Karena waktu tidak ada di pihak kita. " Tetapi saat itu tidak ada Negara-negara yang terlalu peduli bahkan menghiraukan pemikiran orang terkaya dunia tersebut. Padahal Gates sudah katakan virus menyerang tanpa manusia punya kesiapan sama sekali, maka itu akan dapat menelan biaya jutaan nyawa dan triliunan dolar. Bagi saya Komentar Gates adalah sebuah warning sign sebab coronavirus sekarang sudah terjadi di 160 negara, memporak-porandakan ekonomi global, dan lebih dari 85.5222 kematian terjadi sampai saat ini.
https://www.washingtonpost.com/science/2020/02/14/inside-lab-where-scientists-are-working-urgently-fight-coronavirus-outbreak/ . Dalam website ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang para ahli di USA harus jatuh bangun untuk berperan melawan coronavirus dengan harus sesegera mungkin menemukan vaksin baru. Tentu bukan harga murah yang harus dibayar. Andaikata ketika mereka lebih sigap dari awal, maka korban jiwa dan biaya tidak mungkin akan sebesar dan sebanyak saat ini.
YUVAL NOAH HARARI,
Dalam beberapa tahun belakangan ini siapa yang tidak kenal dengan Prof.Yuval Noah Harari, Ph,D dari Hebrew University di Jerusalem. Alumni Oxford University ini terkenal dengan 3 bukunya yang mengguncang dunia akademik yakni Sapiens; A Brief History of Humankind, Homo Deus; A Brief History of Tomorrow dan 21 Lesson for the 21st Century yang telah dicetak ke dalam berbagai bahasa dan jual sebanyak jutaan copy. Yuval dalam bukunya Homo Deus secara panjang lebar berbicara mengenai wabah virus dan kematian manusia dalam sejarah kehidupannya. Coronavirus yang terjadi dihari sekarang ini bukan merupakan sebuah peristiwa baru dan berdiri sendiri. Dunia pernah diperhadapkan dengan bencana wabah terbesar dalam sejarah seperti Black Death, Spain Flu, HIV/AIDS, SARS, EBOLA, MERS, dll. Bahkan Coronavirus masih ada dalam relasi antara SARS dan MERS. Tetapi dunia tidak pernah belajar dari kegagalan untuk memperkuat penelitian dalam bidang kesehatan. Negara-negara lebih banyak menginvestasikan uangnya hanya untuk pembangunan semata-mata, padahal disaat yang bersamaan dia sementara mengalami global warmning dan climate change yang bisa saja memicu bermunculan berbagai virus-virus baru. Pihak medis merasa kecolongan ketika mereka tidak melanjutkan pencarian Vaksin untuk SARS dan MERS akibatnya saat ini mereka harus kembali bergegas untuk menemukan vaksin coronavirus. Yuval mengkritik para penguasa Negara maju dan badan-badan internasional yang bekerja buat kesehatan. Mereka lambat dalam mengantisipasi hal ini sehingga dampak dari Coronavirus sangat besar dan luas dan menelan kerugian yang tak terhitung besarnya.
Yuval dalam beberapa interview dan dialog juga mengatakan bahwa apabila alam tidak dijaga dan dikelola dengan baik (sebab climate change) dan dunia medis tidak singgap untuk serta dibentengi dengan penelitian yang memadai, maka kita akan menghadapi bahaya dari serangan virus yang mungkin lebih ganas dari Coronavirus saat ini.
Senada dengan Yuval, beberapa pakar biologi, environmental, Climate Change dalam diskusi yang diselanggarakan oleh Climate Interactive (Tools for a thriving future) pun mengaminkan apa yang dikatakan oleh Yuval. Ketika mereka menghitung lajut pertumbuhan dan perkembangan virus mulai dari HIV -- SARS -- EBOLA -- MERS dan CORONA dapat dikatakan sangat dekat jarak ekspansi virus-virus tersebut. Bahkan mereka memprediksi bisa jadi di 5-10 tahun ke depan manusia akan menghadapi serangan virus-virus yang lebih ganas dari corona. Mengapa? Prof Lin member penjelasan bahwa dalam mata rantai survival di dalam tanah (ataupun dalam es, kutub utara-selatan), ada virus-virus yang memang terperangkap di dalam dam mempunyai fungsi dan tugas masing-masing (pada tahap ini belum tidak membreakdown secara mendetail), tetapi akibat bumi yang semakin memanas, perubahan iklim yang sangat drastis dan es yang mencair, maka virus-virus tersebut muncul ke permukaan. Alhasilnya virus-virus tersebut menghinggapi hewan dan bermutasi serta bisa menginveksi manusia. Mereka bersepakat bahwa perubahan gaya dan pola hidup serta kebijakan yang berpihak kepada alam itulah yang bisa menekan bermunculannya berbagai virus-virus baru.
Â
CORONA VIRUS DAN DUNIA CHIP RFID -- 666
Fokus dari akhir tulisan ini terletak pada narasi konspirasi yang mencoba menghubungkan coronavirus dan Chip RFID yang tak lain dituduh sebagai biang keladi utama agar menggiring orang semua masuk pada New world order. One system government,one religion,one Financial system. Di dalam chip RFID itu terpasang sebuah barcode yang angkanya adalah 666. Tentu angka ini tidak asing bagi orang Kristen pada umumnya. Bilangan 666 tertera di dalam Alkitab khususnya di Kitab Wahyu dan itu dilambangkan sebagai lambang antichrist.
Untuk menjernihkan pemikiran ini maka tentunya kita harus memeriksa beberapa teks-teks yang berkaitan dengan sejarah perkembangan teknologi Chip RFID, Barcode dan sejarah kaitannya bilangan 666 dengan kedua teknologi tersebut.