Mohon tunggu...
Johan Andres Serhalawan
Johan Andres Serhalawan Mohon Tunggu... Dosen - Rohaniawan, Aktivis Lingkungan, Perlindungan Masyarakat Adat, dan Social Worker

Seorang Rohaniawan yang mengabadikan diri sebagai pengajar, pekerja sosial dan aktivis lingkungan serta perlindungan masyarakat adat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Coronavirus dan Teori Konspirasi sampai pada Chip RFID - 666

1 Juni 2020   09:21 Diperbarui: 1 Juni 2020   09:47 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekarang marilah kita memeriksa dimana letak tanda binatang atau Mark of the beast di dalam barcode. Coba kita lihat dan perhatikan bar pembatas di bagian awal, tengah dan akhir barcode. Bar pembatas itu terdiri garis yang lebih panjang, sehingga tampak menjorok ke bawah dan dibaca dengan 101, atau Bar spasi bar. Angka 101 dalam digital unit barcode hanya terdapat pada angka 6, sehingga computer akan membaca 666 pada setiap barcode meskipun kode pabrik dan produknya berbeda.

Lebih lanjut Bob Fraley dalam bukunya The Last Day in America yang diterbitkan tahun 1984, menyatakan bahwa angka 666 adalah kunci system binary pada UPC barcode. Angka ini digunakan untuk mengenali kode -- kode pada sebuah produk. Dengan kata lain, angka 666 merupakan tanda identifikasi sebuah produk. Kata 'the mark' dalam bahasa Yunani adalah Charagma atau charax yang berarti goresan atau garis yang menyerupai pagar. Simbol-simbol ini pernah digunakan pada abad pertama untuk mengenali kata-kata tertentu. Sekarang, symbol yang sama digunakan dalam bahasa computer untuk mengenali kode-kode dalam bahasa program yang mendeskripsi sebuah produk. Tanda pagar ini disebut barcode.

Dalam kitab Wahyu, tanda 666 adalah tanda yang diletakkan pada tangan kanan dan dahi. Barcode diletakkan pada produk. Ini tidak berhubungan saa sekali dengan tanda binatang itu. Kedua buku inilah kemudia yang menjadi dasar dari setiap argumentasi antara barcode dan tanda binatang yang disampaikan dari masa ke masa hingga ke telinga kita saat ini serta dibumbuhi dengan berbagai keterangan yang berlandas pada Alkitab.

C. Radio Frequency Identification (RFID)

RFID adalah sebuah teknologi mutakhir dan berukuran sebesar biji beras. RFID diperkenalkan oleh perusahan Jepang bernama Hitachi pada tahun 2008. Chip RFID dikembang untuk membantu dunia ekonomi, kesehatan-medis bahkan politik. Chip ini memiliki 128 bit ROM yang mampu menyimpan data 38 digit nomor atau angka-angka unik. Menurut beberapa sumber bahwa main function dari alat ini adalah sebagai pencatat data base indivu, alat pelacak dan transfer informasi. Alat ini dibuat untuk membantu mengirim informasi pekerja masuk dan pulang kantor, bisa mengecek posisi terrorist, dl. Intinya RFID dibuat untuk tujuan "mulia" saat itu.

Selain pada manusia, RFID sudah diujicoba pula pada binatang. Chip atau kapsul RFID ini beroprasi pada frekuensi 860MHz dan 960Mhz dan mengirimkan data transponder ke RFID readers di pusat data tentang posisi dan lokasi. Informasi kecukupan gizi, kesehatan, data tentang posisi dan lokasi, pendataan dan penyakit hewan. Dengan kata lain layanan RFID sangat membantu peternak untuk mengontrol hewan peliharaan mereka. Di tahun 2007 Presiden Bush saat ini menandatangi Undang-Undang tentang penggunaan RFID pada telinga binatang.

Di tahun yang sama, di Hongkong uji coba Chip Monetary dan dexter (Mondex) dipasang pada 120.000 pekerja. Di dalam chip itu tersimpan beberapa item dasar seperti nama, foto, rekaman sidik jari, kondisi fisik, alamat tempat tinggal, pekerjaan dan data pajak, jumlah uang yang dimiliki, riwayat kesehatan serta catatan criminal.

Beberapa professor termasuk di dalamnya Yuval Noah Harari justru berpendapat bahwa tantangan abad 21 dengan kemajuan teknologi akan sangat membantu manusia. Salah satunya dengan ada RFID. Semua transaksi retail dapat dipermudah hanya dengan menscan tangan seperti yang dilakukan dengan scan barcode konvensional. Bila sakit maka data data medis akan terbuka dengan terang benderang dari chip tersebut. Pihak medis akan sangat mudah melakukan penanganan terhadap pasien. Pihak dokter tidak perlu bersusah payah untuk melakukan diagnose secara manual, semuanya akan dipermudah dengan catatan digital yang terkirim langsung dari chip tersebut.

Tentunya hal ini mengandung pro dan kontra. Apalagi dikalangan Kristen ketakutan terbesar adalah ketika menghubungkan barcode, RFID dan Firman Tuhan dalam kitab Wahyu 13:16-17 : "13:16 Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar,  kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda   pada tangan kanannya atau pada dahinya,  13:17 dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu,  yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya". Jadi berbagai teori konspirasi itu mau mengatakan bahwa Coronavirus diciptakan untuk memuluskan jalan grand design dari kelompok-kelompok tertentu seperti illuminati, freemansory, dll agar membawa semua manusia masuk ke dalam satu system dan satu otoritas pengendalian manusia.

BAGAIMANA SIKAP KITA MENGHADAPI BERBAGI TEORI KONSPIRASI ?

Pada penghujung tulisan ini, tentu saya harus memberikan jawaban tentang bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap teori konspirasi. Mungkin saja jawaban yang saya berikan akan berbeda dengan pilihan setiap pembaca. Ada yang tetap 'ngotot' dan bertahan pada keputusannya bahwa memang benar COVID-19 adalah senjata biologis yang coba dimainkan oleh negera-negara tertentu atau para milyader dunia untuk meraih keuntungan dari situasi dan kondisi tersebut. Apakah mereka salah dengan standing point pemikiran mereka? Tentu tidak! Tetapi argumentasi seperti itu dapat dipatahkan secara sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun