Salah satu contoh yang mencolok dari kelemahan dalam sel-sel target yang mengarah pada sebuah respons imun berasal dari vaskulitis penyakit pembuluh darah.
Kelainan tersebut bukan sebuah penyakit autoimun klasik, karena tidak bergantung pada autoantibodi, tetapi merupakan sebuah contoh penyakit autoinflamasi di mana sebuah kelompok sel yang dikenal sebagai sel-sel imun mieloid mengejar sel-sel lain yang membentuk arteri, vena, dan kapiler.
Sebuah bentuk agresif yang langka pada anak-anak dihasilkan dari sebuah mutasi dalam gen untuk enzim metabolik yang disebut adenosin deaminase 2. Enzim itu meregulasi aktivitas baik dalam sel-sel yang menyerang maupun yang diserang, menurut kajian pada 2020 yang dipimpin oleh Sharma dan diterbitkan dalam Science Advances.
Ketika anak-anak itu kehilangan enzim adenosin deaminase 2, keseluruhan sistem menjadi tidak teratur. Hasil akhirnya adalah bahwa sel-sel target mulai memproduksi sitokin, dan ini memiliki efek pengamat untuk mengaktivasi selsel mieloid. Itulah sel target yang menyebabkan masalahnya sendiri.
Pemicu dari Luar
Bahkan sel-sel dengan kelemahan bawaan tidak mengalami masalah autoimun dengan sendirinya. Selain itu, pada orang-orang nondiabetik, Mallone menemukan sel T yang bisa menyerang sel beta, tetapi menahan serangannya.
Sesuatu membalikkan keseimbangan dan memulai peristiwa dalam jaringan target yang tampaknya memulai gangguan sistem imun. Banyak ilmuwan berpikir bahwa hal itu sering kali merupakan infeksi virus yang sedang lewat atau mungkin paparan terhadap bahan-bahan kimia yang toksik, dan mungkin terjadi bertahun-tahun sebelum kelainan autoimun menjadi cukup jelas untuk dideteksi.
Salah satu penyebab yang sudah lama dicurigai pada diabetes tipe 1 adalah virus Coxsackie, sebuah patogen umum, yang biasanya menyebabkan penyakit ringan yang muncul sebagai ruam kulit dan sariawan.
Akan tetapi, virus Coxsackie bisa menyerang pankreas dalam keadaan yang tepat. Jika jumlahnya mencukupi, virus Coxsackie bisa menginfeksi sel-sel beta dan membunuh beberapa di antara sel-sel itu.
Itu bisa menyebabkan inflamasi yang menarik lebih banyak sel imun ke tempat di mana sel-sel beta mati. Dalam pergolakan maut, sel-sel beta bisa melepaskan antigen-diri khas yang mensentisasi sel-sel imun di dekatnya, menyebabkan sel-sel imun itu mengejar sel-sel beta lainnya, karena sel-sel tersebut memiliki ciri khas antigen yang serupa.
Pencampuran banyak bagian itu sangat penting. Pada dasarnya, dibutuhkan 3 bahan: antigen-diri, lingkungan inflamasi dan presisposisi autoimun. Ketiga bahan ini harus bertemu di tempat dan waktu yang sama.
Ini mungkin salah satu alasan mengapa sangat sulit untuk mengidentifikasi pemicu lingkungan, karena kita semua terpapar, tetapi itu tergantung pada kondisi tertentu.