Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Autoimunitas Dimulai

26 Agustus 2021   19:43 Diperbarui: 26 Agustus 2021   20:01 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadar sel T pembunuh dalam aliran darah sangat mirip pada ketiga kelompok itu, termasuk orang-orang nondiabetik. Semua orang memiliki sel T pembunuh.  

Dengan hasil pengukuran ini, Mallone mengatakan, "kita semua autoimun." Akan tetapi, keadaannya berbeda di pankreas. Di pankreas, Mallone dan kolega-koleganya menemukan keberadaan sel T autoreaktif dengan kadar yang jauh lebih tinggi pada orang dengan diabetes tipe 1.

Mallone, seperti Eizirik pendahulunya, menduga bahwa keberadaan sel T autoreaktif di pankreas bukan kebetulan, tetapi karena sebuah masalah dengan jaringan target, sel beta.

Alasan lain para peneliti mempertimbangkan sel-sel target sebagai pemain utama dalam penyakit autoimun berasal dari kajian-kajian genetik yang telah menunjukkan bahwa gen-gen yang mempengaruhi penyakit-penyakit ini diekspresikan tidak hanya oleh sel-sel imun tetapi juga oleh sel-sel target.

Sejak awal 2000-an, pengurutan lengkap genom manusia memungkinkan untuk melakukan kajian-kajian asosiasi seluruh genom yang mengungkapkan banyak gen yang, ketika bermutasi, bertautan dengan risiko gangguan autoimun yang lebih tinggi.

Gen-gen tersebut bukan hanya muncul dalam sel B atau sel T, tetapi juga dalam sel-sel yang bukan bagian dari sistem imun.

Sebagai contoh, sel-sel nonimun memiliki gen-gen yang memungkinkan sel-sel itu  melepaskan sitokin dan kemokin, duta-duta kimiawi yang menimbulkan sebuah respons imun. Aktivitas ini cukup penting bagi kesehatan seluler.

Semua sel rentan terhadap, misalnya, transformasi menjadi kanker, atau terhadap infeksi. Ketika perubahan-perubahan berbahaya seperti itu terjadi, sel-sel harus bisa memberitahu sistem imun tentang adanya masalah, namun mutasi pada gen-gen tersebut bisa menciptakan sinyal-sinyal bahaya yang nyata ketika sel-sel tidak benar-benar rusak. Sistem imun akan bereaksi seolah-olah sel-sel itu rusak.

Tanda-tanda Kerentanan
Sebuah kajian oleh Eizirik dan rekan-rekannya yang diterbitkan pada Januari lalu di Science Advances memberikan contoh sel-sel target yang menyesatkan dalam berbagai penyakit autoimun.

Para ilmuwan itu memeriksa hasil penelitian asosiasi genom yang pernah diterbitkan dan menemukan bahwa lebih dari 80 persen varian genetik yang teridentifikasi diekspresikan oleh sel-sel target pada diabetes tipe 1 dan 3 penyakit autoimun lainnya: multipel sklerosis, lupus dan artritis rematoid.

Kajian tersebut bukan hanya menunjukkan bahwa sel-sel target mengandung gen-gen terkait penyakit, tetapi juga bahwa pada orang-orang yang berpenyakit, protein tersebut lebih banyak dibuat daripada pada orang-orang yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun