Memang, sebagai pelaku pinjam-meminjam kita hanya menggunakan kata peminjam, karena tidak bisa membentuk kata "peminjamkan" seperti pada pasangan kata "meminjam" dan "meminjamkan" (mudah-mudahan sampai di sini tidak menimbulkan kebingungan).
Alternatifnya, serupa dengan di atas, adalah peminjam dan terpinjam.
Kata "pinjam" ini memunculkan nilai rasa yang kurang lebih sama dengan "beri."
Hiperkoreksi dengan Penghilangan atau Penambahan Kata "Tidak"
Selalu: tak pernah tidak pernah.
Mena: kira-kira (dengan pertimbangan rasa).
Tidak semena-mena: dengan tidak kira-kira, semau-maunya, sewenang-wenang.
Namun, kadang-kadang nilai rasa yang menyamakan kata "mena" dengan "wenang" membuat orang memaknai sewenang-wenang sebagai semena-mena, padahal yang benar adalah "tidak semena-mena."
Ini serupa dengan kata "geming."
Geming, bergeming: tidak bergerak sedikit pun, diam saja.
Bagi sebagian pengguna bahasa Indonesia, nilai rasa membelokkan pemaknaan "tak bergeming" sebagai "diam": "Dia tak bergeming walau disodori uang miliaran Rupiah" (salah), "Dia bergeming walau disodori uang miliaran Rupiah" (benar).
Kandung, mengandung: hamil
Nilai rasa membuat kita hanya menggunakan kata "menghamili," tak pernah "mengandungi."
Adalah sebuah kreativitas untuk mengurangi pengaruh nilai rasa pada kata ini dengan menggunakan kata "konten" (isi, kandungan) untuk membedakannya dengan "kandungan berupa janin."
Bahasa Indonesia juga tidak sampai menggunakan kata "mengandungkan."