Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Nilai Rasa yang Kadang-kadang Membuat Kita Tergelincir

25 Agustus 2021   03:13 Diperbarui: 25 Agustus 2021   05:19 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dimensi sampul buku. Sumber: proglobalbusinesssolutions.com

Ajar
Definisi ajar adalah petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (dituruti). Mengajar adalah memberi petunjuk dan belajar diberi petunjuk.

Kata dasar berupa kata kerja ini menimbulkan masalah ketika menggunakan subjek dan objek, dan dibedakan dengan pengajar dan...... pelajar.

Jika kita telusuri pembuatan kata semula, "ajar" memiliki 2 arah dan menjadi "mengajar" dan "belajar" (mestinya berajar, namun sekali lagi, nilai rasa membuat kata ini kurang mudah diserap, karena bisa dimaknai sebagai: "memiliki ajar").

Orang yang belajar disebut pelajar dan bahan yang diajarkan atau dijadikan petunjuk disebut pelajaran.

Mungkin nilai-nilai rasa yang bercampurbaur ini mengilhami Andrias Harefa (Andrias Harifa)* untuk mempopulerkan istilah "pembelajar" sebagai objek dari pengajar (subjek) dan "pembelajaran" yang menurutnya lebih tepat ketimbang pelajaran.

*Catatan pinggir:
Nama Andrias tidak tercatat dalam bahasa mana pun, yang ada adalah derivatif kata Andreas dari bahasa Yunani dalam berbagai bahasa, lihat: Andrew, dan yang paling mendekati adalah nama perempuan, Andria (tanpa "s" di belakangnya).

Yang mengherankan saya, marga suku Nias, yang jelas-jelas adalah Harefa, diganti menjadi marga "alternatif": Harifa. Apakah ini juga berkaitan dengan nilai rasa karena "e" pada "Andreas" diganti menjadi "i"?

Bukan hendak menambah-nambahkan, sebenarnya saya punya usulan (jika kita merasakan apa yang diraskaan oleh Andrias), kenapa tidak kita gunakan saja pengajar - terajar dengan mengikuti analogi penuduh - tertuduh?

Namun, lagi-lagi, nilai rasa yang dibangkitkan oleh derivatif kata "ajar" bervariasi menurut selera orang-orang.

Menurut saya, nilai rasa yang ditawarkan oleh Andrias cukup masuk akal, namun, belakangan, ada orang yang memiliki nilai rasa yang "lebih mutakhir lagi" dan mengusulkan makna "pembelajar" yang kata dasarnya "belajar" sebagai "pengajar" atau "orang yang membelajarkan" dan "pembelajar" Andrias diganti menjadi "pemelajar." Nah lho, gejala hiperkoreksikah ini?

Menurut saya juga, makna kata ini terlalu diregangkan dan saya lebih memilih menggunakan usulan Andrias yang selama ini juga terasa baik-baik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun