"Lumayan. Dia tinggi dan garis wajahnya tegas."
      "Sungguh dia menanyakanmu tadi. Kenapa sudah tidak pernah ke pasar lagi."
      "Apalagi?"
      "Ia mencarimu. Apa hubunganmu dengannya?"
      "Tidak ada.''
      ''Berhentilah mengatakan omong kosong. Sungguh tidak mengerti bagaiamana caramu berfikir.''
      "Bagaimana ia mengenalimu seketika?"
      "Katamu ia cenayang! Mari ganti topik."
      Kecanduan akan pertengkaran mungkin adalah salah satu alasanku selalu menerima kehadirannya. Kalian pasti mengerti bagaimana percakapan ini berhenti. Dia diam. Aku sendiri tidak mengerti harus mengatakan apa. Aku mungkin ia cemburu? atau bagaimana? aku tidak mengerti yang dipikirkan olehnya. Apakah salah jika tidak mengerti maksud seseorang dan seseorang tersebut hanya diam tidak mengatakan apapun. Maksudku, hanya bicaralah jelaskan apa yang kau inginkan.
      "Hei," ucapku.
      "Kenapa?"