Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Rizki Juniansyah dan Veddriq Leonardo, Idola Baru Saat Bulu Tangkis Indonesia Merosot

11 Agustus 2024   09:15 Diperbarui: 11 Agustus 2024   12:58 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapangan bulu tangkis Mansion Sports Box Sunter. (DOK. Mansion Sports Box Sunter via KOMPAS.com)

Jonatan Christie, Anthony Ginting jagoan terakhir Indonesia di tunggal dalam lima tahun terakhir, praktis tidak lahir dari dua kepengurusan bulu tangkis terakhir. Mereka bukan generasi baru lagi.

Jojo dan Ginting masuk pelatnas di tahun 2013 di era Gita Wiryawan jadi Ketum (2012-2016) era "kapitalisasi bulu tangkis", saatnya PBSI membuka berbagai sponsor masuk pembinaan. Demikian pula Jorji alias Gregoria Mariska Tunjung, juga bukan bibit yang dilahirkan dalam dua kepengurusan terakhir. Jorji masuk pelatnas tahun 2013.

Jonatan Christie dan Anthony Ginting, biarpun di Olimpiade Paris 2024 tersisih di penyisihan grup dan tak lolos deretan 16 besar Olimpiade, setidaknya sudah pernah menorehkan tinta emas yang tak dilupakan.

Jojo dan Ginting serta generasi ganda Fajar/Rian yang terhenti di perempat final Paris 2024, setidaknya sudah mampu juara Piala Thomas 2020 Aarhus, Denmark. Mereka juara setelah penantian panjang sekali, sejak delapan kali Piala Thomas terakhir sejak 2004 -- delapan belas tahun menanti...

Dan bergantian, Indonesia selalu menonton para jagoan bulu tangkis dari China, yang menjuarai lima kali berturut-turut Piala Thomas dalam rentang 2004-2012.

Meski begitu, berkat kehebatan generasi pendahulu bulu tangkis kita, Indonesia masih yang terbanyak menjuarai kejuaraan dua tahunan Piala Thomas, sebanyak 14 kali pada tahun 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002, 2020. China di urutan kedua dengan 11 kali juara Piala Thomas pada tahun 1982, 1986, 1988, 1998, 2004, 2006, 2008, 2020, 2012, 2018 dan 2024.

Malaysia di peringkat ke-3 dengan lima kali juara Piala Thomas 1949, 1952, 1955, 1967, dan 1992. Denmark, Jepang dan India kebagian masing-masing satu kali juara Piala Thomas di tahun 2014 (Jepang), Denmark (2016) dan India (2022).

Indonesia Terbuka

Yang kebangetan adalah prestasi Indonesia di kejuaraan di kandang sendiri, di Indonesia Terbuka -- yang terbanyak digelarnya di Istora Senayan, serta beberapa tempat lain di luar Jakarta.

Ternyata sudah hampir dua dasawarsa kita ini vakum, kosong melompong juara tunggal di Indonesia Open. Pemain tunggal putra terakhir yang berhasil juara di Indonesia Open adalah Simon Santoso di Indonesia Open (2012). Duabelas tahun silam. Sedangkan pemain tunggal putri kita yang terakhir juara adalah Ellen Angelina (2001). Duapuluh tiga (23) tahun yang lalu.

Di nomor ganda memang masih lumayan. Pemain ganda putra kita yang berhasil mengalungi diri dengan gelar juara Indonesia Open adalah pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang di lapangan biasa dijuluki para penggemarnya, The Minions.

Terakhir kali The Minions ini juara Indonesia Open (2012). Kini pasangan ini sudah bubar, Kevin gantung raket setelah menikah dengan anak boss pemilik media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun