Flashback Gelora Manahan Solo 1974
God Bless pertama kali saya tonton di Gelora Manahan Solo pada 1974. Ketika itu, band pembukanya Terenchem, band "underground" (dulu kami menyebutnya begitu) asli Solo, Surakarta. Sudah bangga, Solo cuma punya satu band yang beraliran keras di panggung, meskipun tidak seluruh lagu yang mereka mainkan selalu lagu-lagu cadas keras.
Di Solo, bisa berdesak-desak nonton musik di Gelora Manahan ataupun di Stadion Sriwedari itu sudah luar biasa senang. Tahun 1970-an Solo masih terhitung "kampung" dalam urusan musik dibanding kota-kota lain seperti Malang, Surabaya, atau bahkan Bandung. Maka, setiap ada band dari Ibu Kota main di Solo, pasti dibanjiri penonton. Solo tak sebesar Jakarta, sehingga iklan cukup dengan mobil bak terbuka keliling kota dengan halo-halo megafon (belum ada Toa), itu sudah cukup efektif mengundang penonton.
Kebetulan saya kebagian nonton God Bless di sisi kiri panggung di Gelora Manahan Solo (1974). Lumayan bisa cermat menyaksikan bagaimana Soman Lubis memainkan keyboards nya, juga Fuad Hassan di posisi drum. Dan tentunya, melihat aksi vokalis Ahmad Albar serta gitaris bass Donny Fattah Gagola.
Bulan Juni 1974, beberapa bulan setelah saya sempat menonton God Bless di Gelora Manahan Solo, pemain keyboards Soman Lubis dan drummer Fuad Hassan diberitakan meninggal dalam kecelakaan lalu lintas ketika mereka berboncengan motor menuju tempat latihan di Tebet, Jakarta Pusat. Tabrakan terjadi tak jauh dari "patung tujuh" Tebet. Rambut di kepala Fuad Hassan yang gondrong sepundak, sempat harus dipotong dulu untuk bisa terlepas dari gencetan roda truk. (Sumohadi Marsis, 1974).
Formasi God Bless, dengan Ahmad Albar vokalis utamanya, serta Donny Fattah Gagola di bass, Ludwig Lemans di gitar, Soman Lubis di keyboards dan Fuad Hassan di drum sungguh formasi yang langka, karena formasi ini hanya bertahan dua tahun sebelum Fuad dan Soman meninggal. Formasi ini sempat tampil di Taman Ismail Marzuki 1973 dan 1974.
Awal tahun 1975. Kok ya kebetulan saat saya kerja di Kompas, penugasan pertama saya sebagai wartawan musik di Desk Kebudayaan. Terbanyak meliput pentas musik, baik klasik, pop, rock, bahkan juga musik-musik kontemporer. Taman Ismail Marzuki merupakan salah satu tempat pementasan musik-musik rock yang menjamur di awal tahun 1970-an.
Selain grup Guruh Gypsy dengan Chrisye dan Keenan Nasution, saya juga tonton Eros Djarot yang baru datang dari Jerman, dengan Barong's Band-nya. Dan masih banyak musik-musik yang datang dari luar negeri, baik di TIM maupun di tempat-tempat konser lain seperti Ancol, Taman Ria, Auditorium RRI yang saya tonton.
Beruntung, cukup lengkap menonton hampir di setiap pentas God Bless di panggung Jakarta sepanjang 1975. Di Taman Ismail Marzuki setidaknya tiga kali, di Taman Ria Remaja Monas, dan juga di Balai Sidang Senayan ketika God Bless mengawali pentas musik rock Suzi Quatro 15-16 November 1975 sebulan sebelum God Bless menjadi pembuka konser super grup Inggris, Deep Purple.
God Bless di Jakarta begitu lahir langsung jadi. Lahir di panggung Taman Ismail Marzuki Jakarta 1973, langsung populer dengan penampilan vokalis utamanya Ahmad Albar dengan penampilan kribo mengembang rambutnya. Suara lantang pun khas Ahmad Albar.