Mohon tunggu...
Jidan SyofiArdana
Jidan SyofiArdana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NAMA : Jidan Syofi Ardana NIM : 41521010190 Fakultas: Ilmu Komputer DOSEN : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Potensi diri dengan Berpikir Positif dan Komunikasi Efektif

13 April 2023   23:39 Diperbarui: 13 April 2023   23:45 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nuansa.nusaputra.ac.id/wp-content/uploads/2021/10/3.png

Menggali Potensi Diri

Menggali potensi diri adalah proses untuk memahami dan memanfaatkan kemampuan, keahlian, dan potensi yang ada dalam diri seseorang. Setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda, dan menggali potensi diri dapat membantu seseorang menemukan kekuatan dan kelemahan mereka, sehingga mereka dapat memaksimalkan potensi dan mencapai tujuan hidup mereka.

Berikut adalah beberapa tips untuk menggali potensi diri:

  1. Menemukan passion atau minat Temukan hal-hal yang paling menarik bagi Anda. Apa yang membuat Anda merasa hidup? Apa yang ingin Anda pelajari dan kuasai? Ketika Anda menemukan passion atau minat, Anda akan merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berkembang di bidang tersebut.

  2. Meningkatkan keterampilan Keterampilan dapat dikembangkan melalui pelatihan, pendidikan, dan pengalaman kerja. Cobalah untuk mencari peluang untuk belajar hal baru dan meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliki. Misalnya, bergabung dengan klub atau organisasi yang sesuai dengan minat Anda atau mengikuti kursus online.

  3. Meningkatkan self-awareness Self-awareness adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri, termasuk kekuatan, kelemahan, dan preferensi. Dengan meningkatkan self-awareness, Anda dapat memahami cara Anda bekerja, belajar, dan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini akan membantu Anda mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan Anda sehingga Anda dapat memaksimalkan potensi Anda.

  4. Menentukan tujuan hidup Tujuan hidup dapat membantu Anda mengarahkan energi dan upaya Anda ke arah yang lebih fokus dan terorganisir. Cobalah untuk menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis dan terukur. Dengan memiliki tujuan yang jelas, Anda akan merasa lebih termotivasi untuk mencapai potensi diri.

  5. Mencari mentor atau role model Mencari mentor atau role model yang sesuai dengan minat atau karier Anda dapat membantu Anda mempelajari keterampilan dan strategi yang efektif. Mereka dapat memberikan saran dan dukungan yang berharga untuk membantu Anda mencapai potensi Anda.

  6. Terus belajar dan mencoba hal baru Teruslah belajar dan mencoba hal baru. Jangan takut untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru yang mungkin diluar zona nyaman Anda. Hal ini akan membantu Anda mengembangkan kemampuan baru dan meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliki.

Menggali potensi diri adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan waktu serta upaya yang konsisten. Namun, dengan kesabaran dan dedikasi, Anda dapat mencapai potensi penuh Anda dan meraih keberhasilan yang diinginkan.

Berbagai para ahli telah memberikan pandangan mereka tentang bagaimana cara terbaik untuk menggali potensi diri. Berikut adalah beberapa pandangan dari para ahli.

  1. Maslow's Hierarchy of Needs Menurut Abraham Maslow, seorang psikolog terkenal, kebutuhan manusia dapat diorganisasikan dalam hierarki kebutuhan. Maslow berpendapat bahwa individu harus memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, minum, dan perumahan sebelum mereka dapat mencapai kebutuhan yang lebih tinggi seperti rasa hormat, kasih sayang, dan pengakuan. Ketika individu memenuhi kebutuhan dasar, mereka dapat menggali potensi diri mereka dengan lebih baik.

  2. Carol Dweck's Growth Mindset Menurut Carol Dweck, seorang psikolog pendidikan, individu dapat memiliki dua jenis pola pikir: fixed mindset dan growth mindset. Orang dengan fixed mindset cenderung percaya bahwa kemampuan mereka telah ditentukan oleh faktor-faktor yang tidak dapat diubah, seperti bakat atau kecerdasan bawaan. Sementara itu, orang dengan growth mindset percaya bahwa kemampuan dapat ditingkatkan melalui upaya dan latihan. Dengan memiliki growth mindset, individu dapat lebih mudah menggali potensi diri mereka.

  3. Daniel Goleman's Emotional Intelligence Menurut Daniel Goleman, seorang psikolog dan penulis buku terkenal tentang kecerdasan emosional, individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi lebih mampu mengenali, mengelola, dan menggunakan emosi mereka dengan baik. Dengan memiliki kecerdasan emosional yang baik, individu dapat menggali potensi diri mereka dalam hubungan sosial dan profesi.

  4. Carl Rogers' Self-Actualization Menurut Carl Rogers, seorang psikolog humanistik, individu memiliki dorongan alami untuk mencapai potensi diri mereka yang penuh. Rogers menyebut proses ini sebagai self-actualization. Self-actualization terjadi ketika individu memperoleh kesadaran tentang potensi mereka dan memperjuangkan pengembangan pribadi mereka. Dengan mengambil langkah-langkah untuk memperjuangkan self-actualization, individu dapat menggali potensi diri mereka.

Menggali potensi diri adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk mengenali dan memaksimalkan kemampuan dan bakat mereka untuk mencapai tujuan hidup mereka. Proses ini melibatkan pengenalan diri yang mendalam, peningkatan keterampilan, dan pengembangan pola pikir yang positif. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya menggali potensi diri dan beberapa tips untuk melakukan hal tersebut.

Mengapa Menggali Potensi Diri Penting?

  1. Meningkatkan Kualitas Hidup

Dengan menggali potensi diri, individu dapat mencapai kepuasan dalam hidup mereka dan mencapai tujuan yang mereka inginkan. Dengan mengejar minat dan bakat mereka, mereka akan merasa lebih terhubung dengan diri mereka sendiri dan merasa lebih berharga dalam hidup mereka.

  1. Peningkatan Keterampilan

Dengan menggali potensi diri, individu dapat mengembangkan keterampilan yang akan membantu mereka dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka. Misalnya, seseorang yang memiliki bakat dalam musik dapat memperdalam pengetahuan mereka tentang instrumen atau teknologi musik dan kemudian mengembangkan keterampilan yang lebih baik dalam musik.

  1. Menghadapi Tantangan dengan Lebih Baik

Dengan menggali potensi diri, individu dapat mengembangkan pola pikir yang positif dan rasa percaya diri yang lebih besar. Hal ini akan membantu mereka menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik dan meningkatkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Tips untuk Menggali Potensi Diri

  1. Kenali Diri Anda Sendiri

Menggali potensi diri dimulai dengan mengenali diri sendiri. Kenali minat dan bakat Anda, apa yang membuat Anda bahagia, dan apa yang membuat Anda merasa berharga. Dengan memahami diri Anda sendiri, Anda dapat mengarahkan energi dan usaha Anda ke hal-hal yang lebih memuaskan dan membantu Anda mencapai tujuan hidup Anda.

  1. Tetap Terbuka terhadap Pembelajaran

Jangan pernah berhenti belajar dan mengembangkan keterampilan Anda. Banyak sumber daya yang tersedia untuk membantu Anda meningkatkan keterampilan dan pengetahuan Anda, seperti buku, seminar, dan kursus online. Jadilah terbuka terhadap peluang baru dan selalu mencari cara untuk meningkatkan diri Anda.

  1. Kelola Waktu dengan Baik

Menggali potensi diri membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten. Jadwal waktu untuk memfokuskan energi Anda pada pengembangan diri Anda dan jangan biarkan kegiatan lain mengganggu. Manajemen waktu yang baik akan membantu Anda mengalokasikan waktu yang tepat untuk kegiatan yang paling penting dan membantu Anda mencapai tujuan Anda.

  1. Jangan Takut Gagal

Gagal adalah bagian dari proses menggali potensi diri. Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Jangan biarkan kegagalan menghentikan kemajuan Anda. Sebaliknya, gunakan kegagalan sebagai pembelajaran dan tantangan untuk terus meningkatkan diri Anda.

  1. Temukan Mentoring atau Bimbingan

Mentor atau bimbingan dapat memberikan perspektif dan dukungan yang dibutuhkan untuk mengembangkan potensi diri. Temukan orang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang relevan dengan minat dan bakat Anda. Berdiskusilah dengan mereka dan minta masukan serta saran yang dapat membantu Anda tumbuh dan berkembang.

  1. Kelilingi Diri Anda dengan Orang yang Positif

Orang-orang di sekitar Anda dapat berdampak besar pada motivasi dan pola pikir Anda. Carilah teman dan keluarga yang mendukung impian dan tujuan Anda, dan yang memberikan dorongan positif ketika Anda merasa down atau kurang percaya diri.

Lalu langkah apa yang harus kita lakukan untuk memahami diri sendiri?

Untuk memahami diri sendiri, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Refleksi Diri

Luangkan waktu untuk merenung dan merefleksikan tentang diri Anda, seperti minat dan bakat Anda, nilai-nilai yang Anda pegang, dan pengalaman hidup yang telah membentuk diri Anda. Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti "siapa saya?" atau "apa yang saya inginkan?" dapat membantu memulai proses refleksi ini.

  1. Tes Kepribadian

Mengambil tes kepribadian dapat memberikan gambaran tentang karakteristik dan kecenderungan Anda. Ada banyak tes kepribadian online yang tersedia, seperti Myers-Briggs Type Indicator atau Big Five Personality Traits, yang dapat membantu Anda memahami diri sendiri lebih baik.

  1. Observasi Diri

Perhatikan perilaku, tindakan, dan keputusan Anda sehari-hari. Cermati bagaimana Anda bereaksi terhadap situasi dan bagaimana Anda berinteraksi dengan orang lain. Observasi diri dapat membantu Anda menemukan pola-pola perilaku dan karakteristik diri yang mungkin tidak Anda sadari sebelumnya.

  1. Terlibat dalam Aktivitas yang Disukai

Melakukan kegiatan yang disukai dapat membantu Anda menemukan minat dan bakat Anda, serta memberikan kesenangan dan kepuasan. Jika Anda belum menemukan kegiatan yang tepat, cobalah hal-hal baru dan berbeda sampai Anda menemukan sesuatu yang cocok dengan kepribadian dan minat Anda.

  1. Minta Masukan dari Orang Terdekat

Orang terdekat Anda, seperti keluarga, teman, atau mentor, dapat memberikan masukan dan sudut pandang yang berbeda tentang diri Anda. Terkadang orang lain dapat melihat potensi dalam diri kita yang mungkin tidak kita sadari sebelumnya.

Dengan memahami diri sendiri, kita dapat mengarahkan energi dan usaha kita ke hal-hal yang tepat dan membantu kita mencapai tujuan hidup kita. Proses ini membutuhkan waktu dan kesabaran, namun dengan tekad dan konsistensi, kita dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita sendiri.

menerapkan berpikir positif

berpikir-positif-dalam-kehidupan-sehari-hari-64382bda08a8b5549903f432.png
berpikir-positif-dalam-kehidupan-sehari-hari-64382bda08a8b5549903f432.png
Sudahkah kita menerapkan cara berpikir positif? 

Berbicara tentang cara berpikir positif, pada dasarnya kita semua memiliki kemampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, seringkali kita terjebak dalam pola pikir negatif yang dapat mempengaruhi cara kita melihat diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk terus memantau dan mengembangkan cara berpikir positif agar dapat mencapai kesuksesan dan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantu kita mengevaluasi apakah kita sudah menerapkan cara berpikir positif:

  1. Apakah kita seringkali merasa pesimis atau cemas tentang masa depan?

Jika kita merasa khawatir atau pesimis tentang masa depan, mungkin ini menunjukkan bahwa kita masih belum menerapkan cara berpikir positif. Cobalah untuk menggantikan pikiran negatif dengan pikiran positif, seperti mempercayai kemampuan kita untuk menghadapi tantangan yang muncul dan mencapai tujuan yang diinginkan.

  1. Apakah kita sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain?

Perbandingan diri dengan orang lain seringkali dapat memicu pikiran negatif dan membuat kita merasa tidak cukup baik. Cobalah untuk memfokuskan pada diri sendiri, menghargai pencapaian kita, dan berusaha meningkatkan diri kita sendiri daripada membandingkan diri kita dengan orang lain.

  1. Apakah kita seringkali mengeluh atau mengkritik diri sendiri?

Mengeluh atau mengkritik diri sendiri tidak hanya memicu pikiran negatif tetapi juga dapat menurunkan rasa percaya diri dan motivasi. Cobalah untuk memfokuskan pada hal-hal positif yang ada pada diri kita, menghargai diri sendiri, dan menerima kekurangan kita dengan cara yang positif.

  1. Apakah kita berusaha melihat sisi baik dalam segala situasi?

Melihat sisi baik dalam segala situasi adalah tanda dari cara berpikir positif yang sehat. Cobalah untuk mencari sisi baik dalam setiap situasi dan belajar dari pengalaman tersebut untuk membantu kita tumbuh dan berkembang sebagai individu.

  1. Apakah kita berusaha untuk terus memotivasi diri sendiri?

Motivasi adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup. Cobalah untuk terus memotivasi diri sendiri dengan menetapkan tujuan yang realistis, mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut, dan mengapresiasi pencapaian kecil yang telah kita capai.

Menerapkan cara berpikir positif memang tidak mudah dan membutuhkan latihan dan kesabaran. Namun, dengan memantau pikiran dan tindakan kita, serta mengembangkan kebiasaan positif, kita dapat mencapai kesuksesan dan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup kita.

Berikut adalah pendapat beberapa ahli tentang menerapkan berpikir positif:

  1. Martin Seligman: Seligman adalah seorang psikolog yang terkenal dengan konsep "psychological capital" yang terdiri dari 4 faktor: optimisme, harapan, keberanian, dan ketahanan. Menurut Seligman, berpikir positif dapat meningkatkan psikologis capital, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja dan kesejahteraan seseorang.

  2. Barbara Fredrickson: Fredrickson adalah seorang psikolog yang terkenal dengan teori "broaden-and-build" yang mengatakan bahwa berpikir positif dapat membuka pikiran seseorang ke berbagai kemungkinan dan membantu membangun sumber daya emosional yang penting. Menurut Fredrickson, berpikir positif dapat meningkatkan kebahagiaan, kesehatan, dan kinerja.

  3. Norman Vincent Peale: Peale adalah seorang pendeta dan penulis buku "The Power of Positive Thinking". Menurut Peale, berpikir positif dapat membantu seseorang meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup. Ia mengajarkan untuk selalu berfokus pada sisi positif dalam setiap situasi dan mengubah pikiran negatif menjadi positif.

  4. Carol Dweck: Dweck adalah seorang psikolog yang terkenal dengan teori "mindset" yang mengatakan bahwa keyakinan seseorang tentang kemampuan dan kecerdasan mereka dapat mempengaruhi hasil yang mereka capai. Menurut Dweck, berpikir positif dapat membantu seseorang mengembangkan mindset pertumbuhan yang memungkinkan mereka untuk terus belajar dan tumbuh.

  5. Shawn Achor: Achor adalah seorang penulis buku "The Happiness Advantage" yang mengatakan bahwa berpikir positif dapat meningkatkan kebahagiaan dan kinerja seseorang. Menurut Achor, berpikir positif dapat membantu seseorang melihat peluang dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesuksesan.

Secara keseluruhan, para ahli sepakat bahwa berpikir positif dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan kinerja seseorang. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan sikap optimis, fokus pada sisi positif dalam setiap situasi, dan terus belajar dan tumbuh.

Terdapat sejumlah alasan dibalik seseorang harus berpikir positif di dalam hidupnya, yaitu:

terdapat sejumlah alasan mengapa seseorang harus berpikir positif di dalam hidupnya, di antaranya:

  1. Meningkatkan kesehatan mental: Berpikir positif dapat membantu seseorang mengatasi stres dan kecemasan, serta meningkatkan rasa optimisme dan kebahagiaan. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental yang lebih baik dan mengurangi risiko gangguan mental seperti depresi atau kecemasan.

  2. Meningkatkan kesehatan fisik: Selain meningkatkan kesehatan mental, berpikir positif juga dapat berdampak pada kesehatan fisik. Studi menunjukkan bahwa orang yang lebih optimis cenderung memiliki tekanan darah yang lebih rendah, tingkat inflamasi yang lebih rendah, dan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.

  3. Meningkatkan produktivitas: Berpikir positif dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja seseorang. Orang yang lebih optimis cenderung lebih termotivasi, lebih mudah menyelesaikan tugas-tugas yang sulit, dan lebih efektif dalam memecahkan masalah.

  4. Meningkatkan hubungan interpersonal: Orang yang berpikir positif cenderung lebih menyenangkan untuk diajak berinteraksi dan memiliki kemampuan untuk membangun hubungan interpersonal yang lebih baik. Hal ini dapat meningkatkan dukungan sosial dan kebahagiaan seseorang.

  5. Menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik: Berpikir positif dapat membantu seseorang menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik. Orang yang lebih optimis cenderung lebih mampu menemukan solusi dari masalah yang sulit dan lebih mudah bangkit setelah mengalami kegagalan.

Dengan berpikir positif, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya secara keseluruhan dan mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.

Apa yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa untuk tetap berpikir positif? 

Sebagai mahasiswa, kita seringkali menghadapi tekanan akademik dan sosial yang bisa menimbulkan pikiran negatif dan merugikan kesehatan mental kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk tetap berpikir positif dan menjaga kesehatan mental kita agar dapat mengatasi tantangan dan mencapai tujuan kita dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa untuk tetap berpikir positif:

  1. Fokus pada pencapaian kecil yang telah dicapai

Cobalah untuk memfokuskan pada pencapaian kecil yang telah kita capai, seperti mengerjakan tugas dengan baik atau memperbaiki nilai dalam ujian terakhir. Hal ini dapat membantu kita merasa lebih baik tentang diri sendiri dan meningkatkan rasa percaya diri.

  1. Terus belajar dan mengembangkan diri

Jangan takut untuk belajar dan mengembangkan diri kita, baik itu melalui kegiatan di luar kelas atau pengalaman baru. Hal ini dapat membantu meningkatkan keterampilan kita dan membuat kita merasa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan.

  1. Terlibat dalam aktivitas yang kita sukai

Cobalah untuk terlibat dalam aktivitas yang kita sukai, seperti olahraga, musik, atau seni. Aktivitas tersebut dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental kita.

  1. Jaga kesehatan fisik dan pola makan yang sehat

Kesehatan fisik yang baik dapat membantu meningkatkan kesehatan mental kita. Cobalah untuk menjaga pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan olahraga secara teratur.

  1. Cari dukungan dari orang-orang terdekat

Tidak ada yang salah dengan mencari dukungan dari orang-orang terdekat. Cobalah untuk berbicara dengan teman, keluarga, atau konselor jika kita mengalami kesulitan atau merasa terbebani dengan tekanan akademik.

  1. Berikan diri kita waktu untuk bersantai dan bersenang-senang

Jangan lupa untuk memberi diri kita waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. kita dapat menonton film, membaca buku, atau melakukan hobi lain yang kita sukai. Hal ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati kita.

Dengan menerapkan cara-cara tersebut, kita sebagai mahasiswa dapat tetap berpikir positif dan menjaga kesehatan mental kita agar dapat mencapai tujuan kita dengan lebih baik. Ingatlah bahwa kesehatan mental dan kesejahteraan kita sama pentingnya dengan pencapaian akademik yang kita raih.

Komunikasi Efektif

https://asset.kompas.com/crops/PPNkDtOxgaiGjJwTDt7jFGoIjJQ=/96x0:3000x1936/750x500/data/photo/2021/12/03/61a9f0086ca99.jpg
https://asset.kompas.com/crops/PPNkDtOxgaiGjJwTDt7jFGoIjJQ=/96x0:3000x1936/750x500/data/photo/2021/12/03/61a9f0086ca99.jpg

Apa itu komunikasi efektif?  

Komunikasi efektif adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan dengan cara yang jelas, tepat, dan mudah dimengerti oleh penerima pesan. Tujuan dari komunikasi efektif adalah untuk menciptakan pemahaman dan kesepakatan antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi efektif tidak hanya terbatas pada kata-kata, tetapi juga melibatkan bahasa tubuh, intonasi suara, dan ekspresi wajah.

Dalam komunikasi efektif, pengirim pesan harus dapat menyampaikan pesan dengan jelas, memilih kata yang tepat dan sesuai konteks, serta menghindari bahasa yang ambigu atau sulit dimengerti. Penerima pesan juga harus aktif dalam mendengarkan dan memahami pesan yang disampaikan oleh pengirim.

Selain itu, dalam komunikasi efektif juga harus memperhatikan faktor-faktor seperti tujuan komunikasi, audiens, dan situasi. Hal ini akan membantu dalam memilih jenis bahasa dan gaya komunikasi yang sesuai dan efektif.

Dengan komunikasi efektif, seseorang dapat mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan, memperkuat hubungan dengan orang lain, dan menghindari konflik atau kesalahpahaman. Komunikasi efektif juga sangat penting dalam kehidupan sosial dan profesional, seperti dalam bisnis, organisasi, dan hubungan pribadi.

Komunikasi efektif merupakan hal yang penting untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Berikut ini adalah pandangan para ahli tentang komunikasi efektif.

  1. Theodore Clevenger

Menurut Theodore Clevenger, komunikasi efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang paling tepat, sehingga pesan tersebut mudah dipahami oleh penerima pesan. Hal ini juga melibatkan kemampuan mendengarkan dengan seksama dan memahami apa yang diinginkan oleh pihak lain.

  1. George Cheney

George Cheney, seorang profesor di University of Colorado Boulder, menyatakan bahwa komunikasi efektif melibatkan kemampuan untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan antara orang yang berkomunikasi. Hal ini mencakup kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain dan menemukan kesepakatan bersama.

  1. Berlo

Menurut David Berlo, komunikasi efektif melibatkan empat elemen penting, yaitu pengirim, pesan, saluran, dan penerima. Ia menyatakan bahwa komunikasi efektif terjadi ketika pesan yang disampaikan oleh pengirim berhasil diterima oleh penerima dengan cara yang sama dengan yang dimaksudkan oleh pengirim.

  1. Watzlawick, Beavin, dan Jackson

Paul Watzlawick, Janet Beavin, dan Don Jackson, dalam bukunya yang berjudul "Pragmatics of Human Communication", menyatakan bahwa komunikasi efektif melibatkan kemampuan untuk menyesuaikan pesan dengan situasi dan kebutuhan pihak lain. Hal ini mencakup kemampuan untuk memahami budaya, latar belakang, dan tujuan komunikasi dari pihak lain.

  1. Robbins

Menurut Stephen P. Robbins, komunikasi efektif melibatkan kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat, menggunakan bahasa tubuh yang sesuai, serta memperhatikan konteks dan situasi dalam komunikasi. Hal ini mencakup kemampuan untuk berbicara dengan jelas dan berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara.

Dari pandangan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif melibatkan kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan tepat, memahami sudut pandang orang lain, dan menyesuaikan pesan dengan situasi dan kebutuhan pihak lain. Dalam bisnis atau kehidupan profesional, komunikasi efektif sangat penting untuk membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja dan pelanggan, serta mencapai tujuan yang diinginkan.

Tujuan dari komunikasi efektif adalah untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan oleh pengirim berhasil diterima oleh penerima dengan cara yang sama dengan yang dimaksudkan oleh pengirim. Komunikasi efektif juga bertujuan untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan antara orang yang berkomunikasi, serta untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Dalam konteks bisnis atau kehidupan profesional, tujuan komunikasi efektif adalah untuk mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja tim atau individu. Dengan komunikasi yang efektif, tim dapat berkomunikasi dengan jelas dan tepat, meminimalkan kesalahpahaman, dan menghindari konflik yang tidak perlu. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam bekerja.

Sementara itu, dalam kehidupan pribadi, tujuan komunikasi efektif adalah untuk membangun hubungan yang sehat dan harmonis dengan keluarga, teman, atau pasangan. Dengan komunikasi yang efektif, kita dapat menghindari konflik yang tidak perlu, memperkuat ikatan emosional, serta memahami kebutuhan dan keinginan pihak lain.

Oleh karena itu, komunikasi efektif sangat penting dalam kehidupan kita, baik itu dalam konteks bisnis atau kehidupan pribadi. Dengan komunikasi yang efektif, kita dapat membangun hubungan yang sehat dan produktif, serta mencapai tujuan yang diinginkan.

Unsur-unsur dalam komunikasi, yaitu :

  1. Pengirim: Merupakan orang atau pihak yang mengirimkan pesan. Pengirim harus memiliki kejelasan dan kejelasan dalam mengirimkan pesan agar mudah dipahami oleh penerima.

  2. Pesan: Pesan adalah informasi atau ide yang hendak disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan harus jelas dan sesuai dengan tujuan komunikasi.

  3. Saluran: Saluran adalah media atau cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Saluran harus dipilih dengan tepat agar pesan dapat disampaikan dengan baik.

  4. Penerima: Penerima adalah orang atau pihak yang menerima pesan dari pengirim. Penerima harus memahami dan menafsirkan pesan dengan benar agar pesan dapat direspon dengan tepat.

  5. Umpan balik: Umpan balik adalah tanggapan yang diberikan oleh penerima setelah menerima pesan. Umpan balik sangat penting untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dipahami dengan benar.

  6. Konteks: Konteks adalah latar belakang atau situasi dimana komunikasi terjadi. Konteks dapat mempengaruhi pemahaman pesan dan respons penerima.

Ketika semua unsur tersebut dijalankan dengan baik, maka komunikasi akan menjadi efektif dan pesan dapat disampaikan dengan tepat dan diterima oleh penerima dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan setiap unsur dalam komunikasi agar dapat mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan.

Prinsip-prinsip dalam berkomunikasi efektif, sebagai berikut :

  1. Konsistensi: Pesan yang disampaikan harus konsisten dengan tujuan komunikasi dan harus mudah dipahami oleh penerima.

  2. Keterbukaan: Komunikasi yang efektif memerlukan keterbukaan antara pengirim dan penerima. Keterbukaan ini dapat menciptakan rasa saling percaya dan kepercayaan.

  3. Empati: Empati adalah kemampuan untuk melihat sesuatu dari perspektif orang lain. Hal ini sangat penting dalam berkomunikasi, karena dapat membantu kita memahami perasaan dan perspektif orang lain.

  4. Klaritas: Pesan yang disampaikan harus jelas, terstruktur, dan mudah dipahami oleh penerima. Hindari penggunaan bahasa yang ambigu atau sulit dipahami.

  5. Kesederhanaan: Pesan yang disampaikan harus sederhana dan mudah dipahami oleh penerima. Hindari penggunaan bahasa yang terlalu teknis atau sulit dipahami.

  6. Keakraban: Berkomunikasi dengan cara yang ramah dan santai dapat membantu menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan, yang dapat meningkatkan efektivitas komunikasi.

  7. Kejelasan: Pesan yang disampaikan harus jelas dan terkonsentrasi. Hindari penggunaan bahasa yang ambigu atau terlalu umum.

  8. Kehati-hatian: Hindari membuat asumsi yang salah atau membuat kesimpulan yang prematur. Sebelum membuat kesimpulan atau memberikan tanggapan, pastikan bahwa Anda memahami dengan benar apa yang ingin disampaikan.

  9. Kesabaran: Berkomunikasi memerlukan kesabaran. Kita harus memberikan waktu yang cukup untuk orang lain untuk menyampaikan pesan mereka dengan jelas dan memberikan respons yang tepat.

Dengan memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip ini dalam komunikasi kita sehari-hari, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi secara efektif.

Bagaimana cara untuk berkomunikasi secara efektif?

  1. Dengarkan dengan aktif: Fokuskan perhatian Anda pada orang yang sedang berbicara dan dengarkan dengan seksama. Jangan terganggu oleh distraksi atau pikiran yang tidak berkaitan. Tanyakan pertanyaan atau konfirmasi apa yang telah didengar untuk memastikan pemahaman yang tepat.

  2. Gunakan bahasa tubuh yang tepat: Bahasa tubuh dapat mempengaruhi cara pesan disampaikan. Oleh karena itu, penting untuk mengatur ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan posisi tubuh yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

  3. Hindari gangguan: Pilih lingkungan yang tenang dan bebas dari gangguan untuk berkomunikasi. Hindari kebisingan dan gangguan yang tidak perlu, seperti pesan teks atau panggilan telepon.

  4. Fokus pada masalah, bukan pada orang: Jangan mengkritik atau menyalahkan orang secara langsung. Fokus pada masalah yang sedang dihadapi dan cari solusi yang dapat diterima bersama.

  5. Berbicara dengan jelas: Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Jangan mengasumsikan bahwa orang lain tahu apa yang Anda maksud. Jangan menggunakan kata-kata yang ambigu atau sulit dipahami.

  6. Gunakan gaya komunikasi yang sesuai: Pilih gaya komunikasi yang tepat untuk situasi dan orang yang sedang dihadapi. Misalnya, dalam situasi formal, gunakan bahasa formal dan hindari bahasa yang terlalu santai atau informal.

  7. Sampaikan pesan secara singkat dan padat: Jangan mengulang-ulang pesan yang sama atau mengulur waktu. Sampaikan pesan dengan singkat dan jelas agar penerima mudah memahami dan mengingatnya.

  8. Jadilah pendengar yang baik: Bukan hanya mendengarkan, tetapi juga memahami dan memperhatikan pesan yang sedang disampaikan. Berikan umpan balik dan konfirmasi untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dengan benar.

Dengan mengaplikasikan tips-tips ini dalam berkomunikasi, kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.

Namun, seperti yang kita ketahui bersama sesuatu hal pasti tidak luput dari adanya kendala atau hambatan. Tidak jarang terdapat kendala yang mampu menjadi penghalang bagi tercapainya komunikasi yang efektif serta bermanfaaat bagi kedua belah pihak atau lebih.

Hambatan atau kendala pengambat komunikasi efektif, sebagai berikut : 

  1. Ketidakjelasan pesan: Pesan yang tidak jelas atau ambigu dapat menyebabkan kesalahpahaman atau interpretasi yang salah oleh penerima pesan.

  2. Perbedaan persepsi: Setiap orang memiliki pengalaman dan latar belakang yang berbeda, sehingga persepsi mereka terhadap pesan juga dapat berbeda. Perbedaan persepsi ini dapat mempengaruhi pemahaman dan interpretasi pesan yang disampaikan.

  3. Kurangnya keterampilan komunikasi: Orang yang kurang memiliki keterampilan komunikasi yang baik mungkin kesulitan dalam menyampaikan pesan dengan jelas dan tepat.

  4. Emosi dan suasana hati: Emosi yang tinggi atau suasana hati yang buruk dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi secara efektif.

  5. Gangguan fisik atau lingkungan: Gangguan fisik seperti kebisingan atau gangguan lingkungan seperti cahaya yang terlalu terang dapat mengganggu fokus dan konsentrasi dalam berkomunikasi.

  6. Perbedaan budaya: Perbedaan budaya dapat mempengaruhi cara orang berkomunikasi dan memahami pesan yang disampaikan.

  7. Gangguan teknis: Gangguan teknis seperti masalah dengan peralatan komunikasi, seperti telepon atau internet, dapat menghambat komunikasi yang efektif.

Mengenali dan mengatasi hambatan-hambatan tersebut dapat membantu kita untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dan menghindari kesalahpahaman yang dapat terjadi.

apa yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa untuk komunikasi efektif?

Sebagai mahasiswa, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi efektif:

  1. Mendengarkan dengan aktif: Mendengarkan dengan aktif adalah kunci dalam berkomunikasi efektif. Cobalah untuk fokus pada apa yang dikatakan oleh lawan bicara dan hindari gangguan seperti ponsel atau media sosial.

  2. Menggunakan bahasa tubuh yang tepat: Bahasa tubuh dapat mempengaruhi cara orang lain memahami pesan yang disampaikan. Cobalah untuk menggunakan bahasa tubuh yang ramah dan menghindari sikap yang dapat menimbulkan kesan negatif.

  3. Berbicara dengan jelas dan terstruktur: Pastikan pesan yang disampaikan mudah dipahami dengan menggunakan bahasa yang jelas dan terstruktur.

  4. Berlatih berkomunikasi: Berlatihlah untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi, baik secara lisan maupun tulisan, untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

  5. Menghargai perbedaan: Menghargai perbedaan pendapat dan budaya dapat membantu kita untuk membangun hubungan yang baik dengan lawan bicara dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.

  6. Membaca dan menulis secara aktif: Membaca dan menulis secara aktif dapat membantu meningkatkan keterampilan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi efektif sebagai mahasiswa dan memperoleh manfaat yang baik dalam studi dan kehidupan sosial.

DAFTAR PUSTAKA : 

Fatmawati, L. (2018). Menggali Potensi Diri: Langkah Awal Menuju Kesuksesan Hidup. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 6(2), 101-112. DOI: 10.21776/ub.jipt.v6i2.108008 

Wijayanti, A. (2020). Sudahkah Kita Menerapkan Cara Berpikir Positif di Setiap Aspek Kehidupan?. Jurnal Psikologi Positif, 5(2), 122-136. DOI: 10.24252/jpp.2020v5n2a3 

Rusmana, A. (2016). Komunikasi Efektif dalam Organisasi. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 36(1), 57-64.

Seligman, M. E. P. (2011). Flourish: A Visionary New Understanding of Happiness and Well-being. Free Press.

Fredrickson, B. L. (2009). Positivity: Groundbreaking Research Reveals How to Embrace the Hidden Strength of Positive Emotions, Overcome Negativity, and Thrive. Crown Publishers.

Peale, N. V. (1952). The Power of Positive Thinking. Prentice Hall Press.

Dweck, C. S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. Ballantine Books.

Achor, S. (2010). The Happiness Advantage: The Seven Principles of Positive Psychology That Fuel Success and Performance at Work. Crown Business.

Lyubomirsky, S. (2008). The How of Happiness: A Scientific Approach to Getting the Life You Want. Penguin Press.

King, L. A. (2001). The Health Benefits of Writing about Life Goals. Personality and Social Psychology Bulletin, 27(7), 798–807.

Csikszentmihalyi, M. (1990). Flow: The Psychology of Optimal Experience. Harper Perennial.

Diener, E., Lucas, R. E., & Oishi, S. (2002). Subjective Well-being: The Science of Happiness and Life Satisfaction. In C. R. Snyder & S. J. Lopez (Eds.), Handbook of Positive Psychology (pp. 63–73). Oxford University Press.

Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2003). Counting Blessings Versus Burdens: An Experimental Investigation of Gratitude and Subjective Well-being in Daily Life. Journal of Personality and Social Psychology, 84(2), 377–389.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun