Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Eks Tim Mawar Menjabat di Kemenhan, Masihkah Jokowi Pro Reformasi?

28 September 2020   21:52 Diperbarui: 28 September 2020   21:57 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Prabowo sedang berdiplomasi di MRT pada tahun Juli 2019 seusai Jokowi diumumkan sebagai pemenang Pilpres 2019. Moment ini sekaligus sebagai simbol berakhirnya perseteruan politik di antara kedua kelompok. sumber : matamatapolitik

12 Anggota Tim Mawar tersebut kemudian dijatuhi hukuman penjara oleh pengadilan Mahkamah Militer Tinggi II-08 Jakarta pada tanggal 9 April 1999. Saat itu, Bambang Kristiono mendapat vonis penjara lebih berat dari anggota lainnya, yaitu 22 bulan penjara dan dipecat dari anggota TNI. 

Wakil Komandan Tim Mawar, Fausani Syahrial Multhazar, Nugroho Sulistyo Budi, Yulius Selvanus dan Untung Budi Harto masing-masing di vonis 20 bulan penjara dan dipecat dari TNI. 6 Prajurit lainnya hanya mendapat hukuman penjara tanpa dipecat dari TNI.

Lantas, apa peran Prabowo selaku Danjen Kopassus masa itu? Berdasarkan surat rahasia Dewan Kehormatan Perwira (DKP) mengungkapkan bahwa Prabowo diberhentikan dan TNI atas perbuatannya terkait dengan memberi perintah pada Tim Mawar. 

Hal serupa juga turut diakui oleh Komandan Tim Mawar, Bambang Kristono mengakui bahwa penculikan kepada aktivis itu atas perintah komandannya, yaitu Danjes Kopassus Prabowo Subianto. 

Walau Prabowo kemudian berdalih bahwa pembentukan Tim Mawar adalah perintah pimpinan, tetapi dalam dokumen rahasia yang dirilis oleh Nasional Security Archive (NSA) tanggal 7 Mei 1998 menyebutkan pimpinan yang dimaksud adalah Presiden Soeharto.

Prabowo bahkan mengakui kepada wartawan pada Oktober 1999 lalu bahwa dirinya pernah mendapatkan daftar nama aktivis yang dipercaya berpotensi mengganggu stabilitas kemanan nasional sehingga ia bertanggungjawab memenuhi target operasi dan diminta oleh Soeharto untuk diamankan segera.

Jokowi Masih Pro-Reformasi?

Presiden Joko Widodo menerima keluarga korban HAM masa lalu pada tahun 2018 lalu di Istana Negara. Sumber : Kompas
Presiden Joko Widodo menerima keluarga korban HAM masa lalu pada tahun 2018 lalu di Istana Negara. Sumber : Kompas
"Jokowi Anak Kandung Reformasi", sebuah slogan yang dulu sangat populer terutama saat Pemilihan Presiden (Pilpres 2014) yang saat itu berkontestasi melawan salah satu eks pimpinan Tim Mawar, Prabowo Subianto. 

Slogan itu disematkan karena Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang berasal dari rakyat dan dianggap sebagai representasi dari mayoritas rakyat itu sendiri, golongan menengah kebawah. 

Sebelumnya, Prabowo juga telah pernah bertarung di kontestasi pencapresan 2009 sebagai wakilnya Megawati Soekarnoputri, namun gagal oleh Petahana, Susilo Bambang Yudhoyono.

Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla menang kala itu dengan perolehan suara 53,15%. Salah satu isu hangat yang diamanahkan oleh rakyat kepada Jokowi kala itu adalah menuntaskan janji Reformasi dan mengusut tuntas segala pelanggaran HAM masa lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun