"Kenapa dokumen-dokumen itu muncul sekarang?"
"Karena ada yang sengaja menyimpannya," jawab sebuah suara dari pintu.
Â
Mbah Karso, tetua desa yang membantu Satrio memecahkan kode pertama kali, berdiri dengan tongkatnya. Meski usianya sudah 70 tahun, matanya masih tajam menatap.
"Mbah?" Satrio terkejut. "Kenapa Mbah ada di sini?"
"Wong tuwa kuwi ora mung lungguh neng omah, Le," jawab Mbah Karso dalam bahasa Tegal yang kental.Â
"Nyong duwe cerita sing kudu tokrungokna."
Malam itu, di rumah tua Mbah Karso, sebuah rahasia besar terungkap. Ternyata, jauh sebelum kemerdekaan, sudah ada kelompok rahasia yang terdiri dari para tetua adat dari berbagai suku. Mereka menciptakan sistem enkripsi berbasis bahasa daerah untuk melindungi rahasia-rahasia besar bangsa.
"Bapaktuwane kuwe salah sijine anggota klompok kuwi," kata Mbah Karso.Â
"lan saiki, tugas kuwi diwarisna nang kuwe, Tio."
"Tapi kenapa harus saya, Mbah?"
"Merga kuwe sing wis mbuktekna nek teknologi lan tradisi iso mlaku bareng. Kuwe wis nemokna cara nguri-uri basa Tegal ning jaman modern."
Pertemuan itu membuka babak baru dalam hidup Satrio. Bersama Kinanti dan tim peneliti muda yang ia bentuk, mereka mulai mengumpulkan dan memecahkan kode-kode kuno dari berbagai daerah. Setiap pemecahan kode membuka lapisan baru sejarah yang selama ini tersembunyi.