Selesai musyawarah tadi radian memutuskan meningalkan pondok karna kata ayah hinaya ada benarnya juga, dengan membiarkan menggapai mimpinya dan tak menggu pendidikanya adalah bukti cinta radian kepada hinaya.
 Di asrama hinaya menangis sejadinya merasa berslah atas kelalakuanya dan menjadi gosipan para santri dan kakak kelas karna berani mengirim surat kepada ustad idola mereka.
 Pagi harinya perpisahan radian dan para muridnya sebelum pergi hinaya di datangi oleh radian dengan di temani karmila mereka berjumpa di balai pengajian hianya yang masih menagis dan merasa bersalah .Â
Mereka yang diam diam tak lama radian menyuruh karmila meningalkan meraka" sudah lama menyukaimu ! saya harap kamulah pencuri tulang rusakku saya akan pergi tolong jaga hati dan sucimu untuk saya" kata radian sambil tesenyum mala juga ikut tersenyumÂ
 Saya minta maaf ustad!!Â
" kamu gak salah!!
 saya juga minta maaf talah menggu pelajaranmu "
kalau boleh tau dari mana kamu menemukan poto saya ?? tanya radian kembaliÂ
dari buku yang ustad berikan kepada saya! Jawab hinayaÂ
 astgfirullah ... saya sanga minta maaf gara gara poto itu kamu dalam masalah " pinta radian lagi " gak apa apa !! " kata hinayaÂ
sejak kapan kamu menyukai saya dan kenapa surat suarat itu tak pernah sampai ke tangan saya ??" tanya radian dengan nada mengoda membuat hinaya malu tapi tak mau bercerita