5. Keberlanjutan Pertahanan dan Keamanan
Pendekatan ini berfokus pada memastikan keamanan dan keselamatan wisatawan dan masyarakat lokal di destinasi pariwisata. Ini melibatkan langkah-langkah untuk mencegah dan merespons potensi risiko dan ancaman, seperti bencana alam, keadaan darurat kesehatan.
Konsep pariwisata
Konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan lahir dari konsep pembangunan berkelanjutan yang telah berkembang lebih dulu. Tahun 1987, Komisi Sedunia tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan (World Commision on Environment and Development) menyatakan bahwa lingkungan dan pembangunan masa kini yang terjadi tidak berkelanjutan, sehingga diperlukan tindakan-tindakan baru yang menjamin keberlanjutan dunia untuk masa mendatang. WCED mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai upaya pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka (Sutiarso, 2018).
Merujuk pada konsep pembangunan berkelanjutan, maka konsep pariwisata berkelanjutan yang digagas UNWTO mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan wisatawan saat ini dan masa yang akan datang (Fennel dalam Yoga Pratama, 2019). Pembangunan pariwisata berkelanjutan, seperti disebutkan dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995) adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial (termasuk budaya) terhadap masyarakat (Haryanto, 2014). Selain itu, menurut (Mowforth dan Munt dalam Waimbo, 2012) konsep sustainable development meliputi tiga komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya, diantaranya:
1. Ecologycal Sustainability
 Komponen ini berkaitan dengan pelestarian dan pengelolaan lingkungan alam dan ekosistem di destinasi pariwisata. Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan, seperti degradasi ekosistem, polusi, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Keberlanjutan ekologi melibatkan praktik pariwisata ramah lingkungan, seperti pengelolaan limbah, penggunaan energi terbarukan, dan pelestarian sumber daya alam. Dengan menjaga keberlanjutan ekologi, kita dapat menjaga keindahan alam dan ekosistem yang merupakan daya tarik utama destinasi pariwisata.
2. Social Adaptability
 Komponen ini melibatkan keterlibatan dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pariwisata memberikan manfaat sosial yang adil dan berkelanjutan bagi masyarakat lokal. Adaptabilitas sosial melibatkan pemberdayaan masyarakat lokal, pemenuhan kebutuhan dasar, dan pemberian kesempatan ekonomi. Selain itu, komponen ini juga mencakup pemeliharaan identitas budaya dan tradisi lokal serta penghormatan terhadap hak-hak masyarakat adat. Dengan memperhatikan adaptabilitas sosial, pariwisata dapat menjadi alat untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial.
3. Cultural Sustainability
 Komponen ini melibatkan pelestarian, penghargaan, dan promosi warisan budaya dan identitas lokal di destinasi pariwisata. Ini mencakup pelestarian bangunan bersejarah, seni tradisional, tarian, musik, dan praktik budaya lainnya. Keberlanjutan budaya penting untuk menjaga identitas suatu tempat, mencegah hilangnya pengetahuan dan tradisi budaya yang berharga, serta melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya