Penghasilan seorang pegawai dari sebuah pekerjaan seharusnya memenuhi atau memiliki keseimbangan dengan kebutuhan hidup yang wajar. Jika hal itu tidak mencukupi, maka seseorang cenderung berusaha memenuhinya dengan berbagai cara salah satunya ketika tidak ada peluang, maka seseorang bisa jadi memanfaatkan celah korupsi, baik korupsi waktu, tenaga, maupun pikiran untuk hal-hal di luar pekerjaan yang seharusnya.
4. Memiliki kebutuhan hidup yang mendesak
Pada situasi terdesak terkait ekonomi, dapat terbuka ruang bagi seseorang untuk menempuh jalan pintas baik maupun buruk. Salah satu jalan pintas yang buruk yaitu korupsi. Seseorang yang mengalami hal yang mendesak cenderung sulit berfikir secara logis atau benar, Segala hal yang dapat membantu dirinya pasti akan dilakukan. Tidak lain dari korupsi tersebut.
5. Ingin memiliki gaya hidup yang konsumtif
Kehidupan di dalam lingkaran kota besar kerap dapat mendorong gaya hidup seseorang berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif berisiko membuka celah korupsi demi memenuhi kebutuhan hidup jika tidak diimbangi dengan pendapatan memadai. Kebutuhan yang tidak memadai ini memaksa seseorang untuk menghasilkan uang lebih dari yang seharusnya didapatkan lalu hal yang mudah dilakukan ialah berbuat korupsi dengan didorong cela untuk melakukannya.
6. Malas atau tidak mau bekerja
Kebanyakan orang pasti memiliki rasa ingin mendapat hasil dari suatu pekerjaan tanpa berusaha. Hal ini timbul karena sifat malas yang memiliki risiko memicu seseorang melakukan cara yang mudah dan cepat demi mencapai tujuan. Salah satu cara tersebut ialah dengan korupsi.
B. Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Organisasi
1. Kurangnya menanam sikap keteladanan bagi pimpinan
Memiliki posisi pimpinan dalam lembaga formal maupun informal dapat berpengaruh  penting bagi anggotanya. Jika pemimpin melakukan korupsi,au staff-nya pun melakukan hal tersebut. Bagaimanapun seorang pemimpin merupakan contoh bagi bawahannya. Maka dari itu seorang pemimpin harusla memiliki sikap teladan untuk dicontoh oleh bawahannya.
2. Tidak ada kultur organisasi yang benar