Rumah Marga Tjhia merupakan salah satu bukti sejarah dari perjuangan leluhur masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa dalam turut membangun perekonomian dan kehidupan sosial negara Indonesia, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.Â
Rumah ini menjadi cagar budaya Kota Singkawang, sekaligus menjadi sebuah Museum Hidup.
Rumah Marga Tjhia yang terletak di Kota Singkawang, Kalimantan Barat atau yang biasa disebut dengan Kota Seribu Kelenteng, berada tepat di Gang Mawar.Â
Rumah yang menjadi saksi bisu perjuangan keturunan Tionghoa selama 119 tahun ini tersembunyi di balik ruko modern yang ramai dikunjungi oleh masyarakat Singkawang.
Sejarah Chia Siu Si
Sosok di balik Rumah Marga Tjhia ini adalah Xie Shou Shi (atau dalam dialek Hakka Singkawang disebut Chia Siu Si) yang merupakan seorang perantau muda dari Kota Xiamen, Fujian, China.Â
Melarikan diri dari kemiskinan dan krisis pangan, Chia yang saat itu seorang petani muda mengarungi lautan mencari kehidupan baru dan terdampar di Semenanjung Malaya (yang sekarang adalah Malaysia).
Setelah mencoba mengadu nasib di sana, terjadi kerusuhan sehingga Chia kembali mengarungi lautan dan sampai di Singkawang yang saat itu masih di bawah kuasa Belanda.Â
Singkawang memiliki tanah yang subur dikelilingi gunung yang menghasilkan mata air terbaik dengan keberadaan Sungai Singkawang di tengah-tengah kota.Â
Hasil kerja keras Chia berbuah dengan usahanya yang mengubah lahan hutan menjadi kebun sayuran, kebun karet, kebun kelapa, kebun buah-buahan hingga kebun sayuran. Kebun-kebun ini memberikan kesuksesan kepada Chia sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Berseberangan langsung dengan Laut Natuna, Chia kemudian memanfaatkan lokasi Singkawang yang strategis dengan membangun sebuah armada khusus untuk mengangkut dan menjual hasil dari kebunnya untuk diekspor ke Malaysia dan Singapura.Â
Baca Juga: Sepenggal Peninggalan Sejarah Kejayaan Imigran Tionghoa di Tjong A Fie Mansion, Medan
Sejarah Rumah Marga TjhiaÂ
Chia menjadi sosok yang penting untuk masyarakat maupun pemerintah koloni Belanda setelah kesuksesannya dalam membangun perekonomian dan kehidupan sosial di Singkawang dari kerja kerasnya. Sebagai bentuk apresiasi, Pemerintah Koloni Belanda memberikan sebuah tanah hibah untuk Chia sebesar 5.000 meter persegi. Â
Kawasan milik Chia ini berhubungan langsung dengan Sungai Singkawang yang dulunya digunakan sebagai jalur perdagangan menuju Malaysia dan Singapura.
Rumah Marga Tjhia sekarang
Rumah Marga Tjhia ditetapkan sebagai cagar budaya Kota Singkawang oleh pemerintah sebagai usaha melestarikan dan melindungi kawasan yang dibangun oleh Chia Siu Si.Â
Tjhia sendiri merupakan marga Chia Siu Si, yaitu Chia, menurut penulisan bahasa Indonesia tempo dulu. Sekarang, siapapun dapat mengunjungi secara gratis dan menikmati Rumah Marga Tjhia dengan arsitektur gaya campuran dibangun dengan kayu ulin yang indah dan kaya akan sejarah.
Dua dari tiga bangunan di kawasan ini adalah rumah yang hingga sekarang masih ditinggal oleh keturunan keempat hingga ketujuh keluarga Chia Siu Si. Ketika mengunjungi rumah ini, Anda dapat melihat keluarga Chia hidup dengan tenang tidak terganggu dari perhatian pengunjung yang penasaran.
Museum Hidup
Menurut penulis, ini merupakan fakta yang menarik mengenai Rumah Marga Tjhia. Cagar budaya ini bukan sebagai sebuah "rumah pertunjukkan" di mana pengunjung hanya disajikan peninggalan sejarah, melainkan Rumah Marga Tjhia merupakan sebuah museum hidup.Â
Pengunjung dapat merasakan pengalaman yang otentik di mana sambil menikmati arsitektur yang menakjubkan, juga dapat berbincang dan melihat keturunan Chia Siu Si dalam kehidupan sehari-harinya tanpa menganggu privasi. Â
Baca Juga: Uniknya Tradisi Pemakaman Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi
Selain itu, ketika mengunjungi Kawasan Rumah Marga Tjhia, pengunjung dapat menikmati Choi Pan (bahasa Hakka) atau Chai Kue (bahasa Tiociu) yang merupakan makanan khas Tionghoa di Pontianak dan Singkawang.Â
Choi Pan ini dijual di depan salah satu rumah milik keturunan Chia dan tidak pernah sepi akan pengunjung. Menurut penulis, Choi Pan dari Kawasan Rumah Marga Tjhia adalah yang terbaik dari ratusan choi pan yang pernah penulis nikmati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H