"Enjel? Kamu sedang apa?"
Seorang ibu masuk ke dalam ruanganku. Ah itu ibuku.
"aku sedang menggambar, bu"
Dengan penuh senyuman aku menatap ibu yang bergerak mendekat dan menyodorkan kepalanya dari atas bahuku sambil meletakkan wajahnya disana
"hm...kamu melukis apa, sayang?" Ibu membisikan kata -- kata penuh kelembutan ditelingaku. Lalu mendaratkan ciumannya ke pipiku
"melukis senja, bu. Bagus, tidak?"
"Cantik, Sayang!"
"Ia, Bu. Kata Tuhan, Tuhan melukis senja ini untuk manusia"
Ibu terdiam, lalu kembali menyunggingkan senyum yang lembut. Ibuku..ah.. seperti seorang peri yang cantik
Ibu tahu sejak kecelakaan merenggut kaki kecilku aku tak lagi biasa.
Aku bukan anak biasa.